Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Neo Self Empowerment : Menyadari Prasangka-Prasangka Diri Sendiri Untuk Dapat Memandang Kehidupan Dengan Lebih Baik

29 Februari 2012   07:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda tidak pernah mencintai seseorang. Anda mencintai prasangka-prasangka Anda, pikiran-pikiran tentang seseorang. (Awareness – Antony de Mello, S.J.)

Seperti biasa Anand Ashram (Berafiliasi Dengan PBB) setiap hari Selasa menyelenggarakan program pelatihan meditasi Neo Self Empowerment, Dian Martin selaku pembimbing latihan membuka dengan sebuah renungan tentang prasangka.

Dian menceritakan sebuah kisah tentang seorang lelaki yang sedang jatuh cinta kepada seorang wanita, karena mendapatkan informasi melalui bacaan, film dan juga orang-orang sekitar, bahwa seorang wanita akan merasa senang jika diberikan bunga dan coklat. Maka lelaki yang sedang kasmaran ini pun memberikan hadiah bunga dan coklat kepada wanita yang di cintainya,  lelaki ini merasa bahagia karena melalui hadiah-hadiah yang diberikan tersebut dia merasa sudah mentransformasikan cintanya. Dan cintanya itu akan membuat wanita yang diberikan hadiah akan menjadi bahagia.

Yang sebenarnya terjadi adalah silelaki ini mencintai prasangka-prasangkanya sendiri, dia merasa senang dan dibuat senang oleh prasangka-prasangkanya sendiri. Karena belum tentu si wanita merasa senang di berikan hadiah bunga dan coklat, tidak semua wanita suka diperlakukan seperti itu. Dan kalau pun si wanita merasa senang oleh hadiah-hadiah tersebut, perasaan senang itu-pun muncul dari prasangka-prasangka si wanita yang juga di dapat dari bacaan, film dan tontonan kalau menerima hadiah bunga dan coklat dari lelaki yang di cintai harus senang. De Mello sendiri pernah mengatakan “Kita semua ini mirip tuts piano, jika di tekan tut ini maka yang keluar nada ini. Jika di tekan tut itu yang keluar adalah nada itu”.

Dian mengajak untuk merenungi diri sendiri bahwa sudah berapa banyakah kondisi-kondisi yang tidak tepat yang akhirnya mempengaruhi diri sendiri, pada dasarnya pikiran kita akan sangat ditentukan oleh kondisi-kondisi yang kita lihat di keseharian, dan sering kali justeru kondisi-kondisi yang tidak tepat mempengaruhi pola pikir kita.  Untuk itu diperlukan latihan-latihan untuk membebaskan diri dari kondisi-kondisi yang tidak tepat, kondisi-kondisi yang justeru membelenggu diri, membelenggu potensi diri. Latihan-latihan meditasi akan dapat memperluas kesadaran sehingga senantiasa kita dapat tumbuh dan berkembang mengikuti kesadaran kita yang sedang meluas itu, kemudian Dian mengajak semua peserta meditasi untuk melakukan latihan  Sight Culturing yang di rancang oleh Anand Krishna, seorang aktivis spiritual dan penulis produktif. Melalui latihan ini Anand mengajak siapa saja untuk dapat memberdayakan dirinya melalui indera pengelihatan, menurut Anand seperti yang dijelaskan di dalam buku Seni Memberdaya Diri 1, perubahan sikap mental juga menuntut perubahan pada visi, pda cara kita semua memandang kehidupan ini.  Sight Culturing adalah salah satu latihan dari 300an metode latihan yang diracik oleh Anand untuk menumbuh kembangkan kesadaran diri.

Latihan  Sight Culturing ini juga bermanfaat untuk mengembangkan kasih serta intuisi, mari kita memperbaiki pandangan untuk memperbaikipola pikir sehingga dapat memandang kehidupan dengan lebih utuh. Dian mengingatkan : “Hasil yang sempurna  akan di dapat dari proses latihan yang sempurna, kesempurnaan dalam berlatih akan menghasilkan hasil yang sempurna”.

Sumber : http://anandashram.or.id/index.php?id=programs/semedi1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun