Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hukum di Indonesia Membutuhkan Inspirasi untuk Melakukan Perubahan tanpa Kekerasan

31 Maret 2011   03:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1299942828913485275

Terinpirasi oleh tulisan Ahmad Syafii Maarif, Tumbangnya Para “Pancilok, yang menyingung gerakan anti-kekerasan yang di usung oleh Mahatma Gandhi sebagai sebuah solusi dalam wujud perlawanan terhadap penguasa yang zalim, zalim berasal dari bahasa Arab, Dholim. Yang memiliki pengertian meletakan suatu perkara yang tidak pada tempatnya. Dalam tataran yang lebih luas zalim juga dapat di artikan suatu tindakan kejam yang melanggar hak-hak azasi manusia yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan atau kekuatan.

Saat ini di tengah kesemerawutan kondisi negeri, dimana hukum dapat di tarik ulur dan di sesuaikan untuk kepentingan tertentu. Di mana hak azasi manusia sering kali di tempatkan pada tempat yang tidak semestinya, adalah merupakan suatu yang penuh inspirasi jika ada yang berani membukalembaran Satyagraha yang selama ini tersimpan rapih di dalam laci literatur dan memory. Pada awalnya Satyagraha di jalankan oleh Gandhi sebagai bentuk dari perlawanan pasif, menurut Gandhi Satyagraha dapat memberikan hasil yang besar dan membawa perubahan tanpa adanya pertumpahan darah setetespun. Satyagraha di dasarkan pada keyakinan akan cinta (ahimsa) sehingga kekuatan-kekuatan yang melakukan penzaliman dapat di taklukan dengan cinta, karena inilah cara Illahi sebuah jalan kebenaran, jalan cinta. Dan sejarah telah mencatat akan kesuksesan perlawanan tanpa-kekerasan Satyagraha Gandhi, sehingga menginspirasi tokoh-tokoh dunia mulai dari Martin Luther King JR hingga Barack Obama. Dan saat ini di Indonesia, Anand Krishna seorang tokoh spiritual lintas agama dan juga pluralis sedang melakukan perlawanan tanpa kekerasan atas suatu ke zaliman.

Anand Krishna Memilih Jalur Perlawanan Tanpa Kekerasan Sebagai Wujud Aspirasinya

Setelah merasa di kecewakan oleh keputusan majelis Hakim yang menjatuhkan penetapan penahanan terhadap dirinya pada tanggal 9 Maret 2011, Anand Krishna melakukan mogok makan sebagai tanda protesnya. Anand Krishna kecewa karena penahannya di lakukan tanpa mengikuti prosedur yang berlaku dan di lakukan di tengah sidang tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.

Melalui testimonialnya yang di buat pada tanggal 13 Maret 2011 Anand Krishna menjelaskan maksud dan tujuannya melakukan protes tanpa kekerasan sebagai wujud aspirasinya :

1. Suatu tujuan yang lebih besar daripada penahanan saya, yang jelas melanggar asas praduga tak bersalah HAM dan Konstitusi negara ini sendiri dimana kebebasan setiap warga dijamin. Bagaimana saya bisa ditahan jika selama ini saya tidak pernah mangkir, selalu koperatif. Sidangpun dengan jadwal Seenaknya, padahal kondisi kesehatan saya sudah diketahui JPU, Kejati dan Majelis Hakim.

2. Tujuan saya mogok makan agar supaya negara dan bangsa ini bisa menilai bagaimana keadilan dan hukum masih bisa dipermainkan oleh orang-orang yang memiliki jabatan dan semata-mata dengan alasan “wewenang kami”.

3. Perlu adanya transformasi total dan bukan sekedar reformasi dibidang hukum

4. Saya kecewa dengan JPU dengan majelis hakim dan dengan sistem yang tidak berjalan dan masih saja bisa menzalimi siapa saja.

5. Saya tidak marah, tetapi sekali lagi. Kecewa dan mogok makan ini semata-mata supaya semua yang salah dapat diperbaiki dengan menjunjung tinggi HAM dan keadilan.

Hanya 10%, Selebihnya Mempermasalahkan Pemikiran Anand Krishna

Kuasa hukum Anand Khrisna, Humphrey R Djemat berulang kali menyampaikan bahwa hanya 10% saja di dalam persidangan yang mengupas soal pelecehan seksual, selebihnya memperkarakan buku-buku dan pemikiran Anand Krishna. Anand Krishna sendiri tergolong penulis yang produktif dan hingga saat ini sudah 140an buku yang di terbitkan, dan tidak ada satu bukupun yang di larang oleh kejaksaan, semua buku-buku tersebut dapat di peroleh secara bebas di toko-toko buku. Selain memperkarakan pemikiran Anand Krishna, saksi-saksi yang di hadirkanpun tidak ada satupun yang melihat terjadinya tidak pelecehan tersebut.

Keganjilan-keganjilan di dalam persidangan tersebut hingga keputusan majelis hakim yang penuh kontroversial yang pada akhirnya membuat Anand Krishan memutuskan untuk melakukan perlawanan tanpa kekerasan dengan mogok makan hingga persidangan dapat di selenggarakan dengan objektif.

Mogok Makan Anand Krishna Dapat Memicu Revolusi di Indonesia

Seusai menemui Anand Krishna di RUTAN Cipinang (15 Maret 2011), DR. KH Nuril Arifin MBA atau yang lebih di kenal dengan panggilan Gus Nuril mengatakan “Mereka yang berpihak pada PANCASILA tidak mendapatkan tempat di negeri ini” hal tersebut mengingat aktivitas Anand Krishna selama ini yang selalu menyuarakan semangat berkebangsaan dengan kembali kepada akar budaya bangsa yang terkandung di dalam PANCASILA dan BHINEKA TUNGGAL IKA.

Gus Nuril juga menambahkan upaya perlawanan Anand Krishna lewat jalur tanpa-kekerasan ini akan dapat memicu revolusi di Indonesia. Tentu saja revolusi yang di maksudkan oleh Gus Nuril adalah revolusi kesadaran dan hal ini sejalan dengan pemikiran Anand Krishna yaitu tidak ada revolusi tanpa cinta. Maukah kita menggerakan revolusi dengan terlebih dahulu menumbuh kembangkan cinta dan kesadaran ?, jika jawabannya YA, maka kita harus memulainya dari ranah pengadilan agar hukum dapat di tegakan dengan seadil-adilnya. Jika jawabannya adalah TIDAK, maka apa yang menimpa Anand Krishna dapat menimpa kita semua, dan jika itu terjadi, beranikah kita melakoni apa yang di lakoni oleh Anand Krishna berjuang tanpa-kekerasan ?.

Hari Ke 23 Anand Krishna Tetap Melakukan Protes Mogok Makan

Hari ini 31 Maret 2011 Anand Krishna tetap melakukan aksi mogok makannya, meski mendapat perlakuakuan semena-mena. Anand Krishna yang sempat collapse dan di larikan ke rumah sakit, meski dalam kondisi yang masih lemah Anand Krishna tetap di pindahkan dari rumah sakit ke rutan dengan menggunakan kursi roda. Apa yang di lakukan oleh Anand Krishna adalah perjuangan tanpa kekerasan yang mungkin sulit untuk kita mengerti, karena kita tidak memiliki keberanian untuk menempuh jalur yang yang di tempuh oleh Anand Krishna. Seperti Mahatma Gandhi yang berjuang dengan tanpa kekerasan, saat ini Anand Krishna membuka kembali lembaran Satyagraha yang selama ini tersimpan dalam literature filsafat dan memory, sungguh sebuah inspirasi penuh keberanian dari seorang putra pertiwi, Anand Krishna.

Refrensi :

http://www.freeanandkrishna.com/

= = = =

Di Publikasikan di :

http://www.surahman.com/

http://www.oneearthmedia.net/ind

http://www.facebook.com/su.rahman.full

http://www.kompasiana.com/surahman

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun