Nama lain gareng adalah : Pancalpamor : artinya menolak godaan duniawi ) Pegatwaja : artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan energi dan harta dan juga mengundang penyakit. Nala Gareng : hati yang kering, kering dari kemauan duniawi, sehingga ia senantiasa berbuat baik tanpa unsur paksaan atau intimidasi neraka dan iming-iming surga, segala perbuatan Gareng adalah persembahan dari hatinya sebagai sebuah pengabdian terhadap Dia Yang Maha Esa. Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng : Mata juling : artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan, karena pandangan adalah salah satu unsur penting dalam mempengaruhi pola pikir. Persepsi yang terbentuk dari pandangan akan berpengaruh pada pola pikir, dan pola pikir itu yang kemudian mempengaruhi kesadaran. Baca Sight Culturing Seni Membudayakan Pengelihatan Untuk Hidup Bahagia Dan Seimbang Tangan ceko (melengkung) : artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain. Berpuas diri dengan apa yang dimilki, selalu bersyukur itulah kunci kepuasan diri. Sikil gejik (seperti pincang) : artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku. Dan hanya berpergian jika ada sesuatu yang penting. Bisa juga diartikan melakukan suatu tindakan jika dirasa benar dan tepat. Di riwayatkan Gareng pernah menjelma sebagai raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia (Gareng) mengabdi ketika menjadi punakawan). Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Mereka masih belum mengetahui jika Prabu Pandu Bergola itu adalah Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Kresna, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola. Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali. Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya, bahwa sebagai pemimpin dan juga sebagai manusia harus selalu waspada dan selalu melakukan instropeksi. Diringkas Dari Berbagai Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H