Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bedah Buku NeoSpiritual Hypnotherapy

21 Mei 2012   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Buku NeoSpiritual Hypnotherapy yang merupakan karya ke 150 dari Anand Krishna, seorang aktivis dan penulis produktif memasuki jajaran buku baru yang populer. Serangkaian roadshow bedah buku dilakukan oleh penulisnya mulai dari Bali, Semarang, Jakarta dan Bandung.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Pembukaan acara bedah buku oleh Wandy S Brata Direktur Eksekutif PT. Gramedia Pustaka"][/caption]

Minggu, 20 Mei 2012 digelar bedah buku NeoSpiritual Hypnotheraphy, bertempat di Gramedia Matraman. Sebelum memasuki acara inti, para peserta yang hadir disuguhi oleh penampilan stage hypnosis oleh Haryadi yang sukses menghipnosis mereka semua yang hadir di dalam ruangan dengan aksinya tersebut.

Acara bedah buku dibuka oleh sambutan dari Wandy S Brata Direktur Eksekutif PT. Gramedia Pustaka Utama, Wandy mengatakan bahwa buku ini adalah merupakan terobosan yang dapat menyadarkan kita semua bahwasanya kita tidak pernah benar-benar bebas secara penuh. Dimana setiap keputusan-keputusan yang kita lakukan akan sangat bergantung pada stimuli yang ada di luar diri, dia memberikan contoh ketika datang ke counter untuk membeli handphone acap kali kita menjatuhkan keputusan untuk membeli sebuah handphone bukan berdasarkan kebutuhan melainkan karena rekomendasi dari pedagang handphone tersebut, dan pada saat itu sebenarnya kita sudah terhypnosis.

Wandy menambahkan, buku ini memberikan pemahaman bagi kita semua untuk dapat menarik diri dan menjaga jarak dari segala sesuatu yang menstimuli sehingga segala keputusan yang kita ambil tidak berdasarkan rekomendasi atau stimuli yang berada dari luar diri.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Peserta yang hadir menikmati acara bedah buku"][/caption]

Buku Ini Menawarkan Pemahaman Yang Lebih

Dian Martin Cht. yang merupakan praktisi NLP menjadi pembicara pertama mengatakan bahwa buku ini memberikan pemahaman tentang hypnosis lebih dalam dari pada pemahaman umum terhadap hypnosis.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Dian Martin Cht. yang merupakan praktisi NL"][/caption]

Maraknya penipuan lewat telpon atau SMS dimana Dia menceritakan sebuah modus operandi penipuan melalui SMS yang sebenarnya memanfaatkan harapan, dan banyak orang tertipu karena mengharapkan sesuatu. Harapan tersebutlah yang dijadikan pintu masuk untuk melakukan hypnosis, oleh karenanya sebagai manusia kita semua harus senantiasa memiliki kesadaran seperti yang sudah diungkapkan oleh Wandy S Brata.

Diperdalam oleh Dian mengenai 5 keadaan jaga manusia yang dijabarkan secara lengkap di dalam buku ini, meditasi adalah solusi bagi siapa saja untuk dapat membebaskan diri dari pengaruh hypnosis yang suka atau tidak suka, diakui atau tidak diakui telah terjadi secara masal.

Berlaku Secara Bijak

Pembicara kedua Arbania M.Psi selaku seorang psikolog dan terapis membenarkan bahwa hypnosis massal itu sudah terjadi, diberikannya contoh seorang ibu akan menganggap anaknya pintar jika mahir dalam matematika. Padahal setiap anak itu unik, lahir ke dunia ini dengan memiliki potensinya masing-masing. Namun selaku orangtua sering kali kita tidak mau mengerti tentang hal itu, hal tersebut dikarenakan kita selaku orang tua sudah terhypnosis bahwa seorang anak baru akan dianggap pintar jika mahir matematika.

Sebagai contoh kasus, Arbania menceritakan tentang seorang ibu yang memiliki anak berusia sekitar 3 tahun ingin agar anaknya tersebut memiliki kemampuan baca – tulis dan hitung, dan menginginkan agar anaknya diberi hypnoteraphy. Hal ini sangat berbahaya di mana otak si anak ini sendiri masih berkembang dan jika dipaksakan akan sangat berbahaya.

Diperlukan kebijakan untuk dapat menyadari apakah sbeuah keputusan sudah tepat atau belum dan menurutnya meditasi adalah jalan keluarnya untuk menumbuh kembangkan kebijakan tersebut agar dapat terbebas dari pengaruh hypnosis masal.

Bahaya Pengulangan Terus Menurus

Tiba pada sesi Anand Krishna, Ph.D selaku penulis menyampaikan pandangannya, buku ini adalah merupakan hasil dari pengalaman pribadinya dalam menghadapi kejahatan hypnosis. Kejahatan hypnosis dapat terjadi dan menimpa siapa saja karena hypnosis dapat memasuki wilayah kesadaran orang lain tanpa izin.

Sebagai contoh adalah metode pengulangan yang dipakai oleh industri periklanan, dijelaskan oleh Anand bahwa pikiran manusia dapat dipengaruhi oleh pengulangan-pengulangan yang intensif. Pada awalnya bisa jadi pikiran (mind) menolak, namun jika terus menerus mendapati pengulangan yang serupa akhirnya mind tersebut menerima juga.

Kekuatan Hitler adalah pada seni bagaimana memanipulasi pemikiran orang, sebagai contoh di mana di dalam pidatonya hitler telah mempersiapkan beberapa orang temannya untuk bertepuk tangan pada kalimat-kalimat tertentu di dalam pidatonya. Tepuk tangan tersebut diikuti oleh mereka yang menghadiri pidato Hitler, dan dengan penekanan tepuk tangan tersebut secara tidak sadar orang-orang tersebut sudah membenarkan apa yang dikatakan oleh Hitler. Terlepas dari apakah kita suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju dengan Hitler. Hitler adalah orang yang berhasil mempraktekan hypnosis.

Anand menambahkan bahwa ada latihan di dalam buku ini yang dapat membebaskan diri dari pengaruh hypnosis massal, dimana kita sebagai manusia akan mampu menarik diri dan menjaga harak dari segala sesuatu. Sehingga segala keputusan yang kita ambil berdasarkan kesadaran kita sendiri, dan itu yang disebut sebagai manusia bebas yang merdeka.

Kemudian bedah buku yang dipandu oleh David Ezsar Purba berlanjut dengan sesi tanya jawab, yang di sambut antusias oleh mereka yang hadir untuk bertanya. Acara bedah buku ini masih berlanjut pada tanggal 26 Mei di Gramedia Merdeka Bandung.

- - - -

Photo Oleh : Prabu Dennaga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun