Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Rasa Takut dan Menggunakan Rasa Takut Untuk Meningkatkan Evolusi Diri

18 Februari 2012   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:30 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_163523" align="alignright" width="241" caption="Fear Management Mengelola Ketakutan, memacu Evolusi diri â�� Gramedia Pustaka"][/caption] Beberapa minggu lalu secara tak sengaja jemari menekan remote menuju chanel Animal Planet, yang pada waktu itu sedang menayangkan tayangan My Animal Extreem Phobia. Tayangan ini menayangkan perihal orang-orang yang takut terhadap hewan tertentu, dan bagimana mengatasi ketakutan terhadap hewan tersebut. Metode yang diterapkan untuk mengatasi rasa takut itu sama yaitu menghadapi hewan yang ditakuti itu, dengan cara menyentuh, memegang dan terakhir mencium hewan tersebut. Bukan hanya cinta yang dapat memanah siapa saja, rasa takutpun dapat memanah siapa saja tanpa pandang bulu. Dan apa yang ditakutnya terkadang menjadi tidak masuk akal buat kita, seperti takut jangkrik, takut kucing, takut ayam dan lain sebagainya. Boleh saja kita berkomentar, “Kalo takut mati wajar, mosok takut ama jangkrik!”.

Namun itulah rasa takut bisa datang dan memanah siapa saja tanpa pandang bulu, setelah menonton tayangan tersebut selama 15 menit saya pun mematikan tv meski tayangan tersebut belum selesai dan membuka kembali buku karya Anand Krishna yang mengupas tuntas tentang rasa takut, yaitu : Fear Management Mengelola Ketakutan, memacu Evolusi diri – Gramedia Pustaka.

Buku ini luar biasa, mengupas lapisan demi lapisan rasa takut yang selama ini tidak pernah kita bayangkan bahwa rasa takut itu memiliki sedemikian banyak lapisan. Dan setiap lapisan memiliki penyebabnya dan juga cara mengatasinya. Anand menjelaskan bahwa FEAR adalah False Emotion Appearing Real, yaitu : Emosi Palsu yang Terkesan Nyata. Jadi rasa takut sebenarnya adalah sesuatu yang bersifat palsu namun memberikan kesan seolah-olah menjadi nyata. Anand mengibaratkan seperti gelombang laut, apa yang kita sebut gelombang laut itu sebenarnya tidak ada. Gelombang laut itu sendiri hanyalah sebuah sebutan, apa yang kita sebut dengan gelombang laut itu sesungguhnya tidak pernah terpisah dengan laut. Pasang dan Surutnya air laut yang dipermainkan oleh angin mengesankan adanya gelombang laut, namun meski nyatanya semua itu adalah palsu namun akibat dari timbulnya rasa takut itu terasa begitu nyata, senyata gelombang laut yang kita pandangi dari tepian pantai.

Untuk mengatasinya perlu dikupas lapisan demi lapisan untuk menyelami rasa takut,  sehingga kita dapat mengerti tentang rasa takut dan menggunakannya untuk meningkatkan evolusi jiwa.  Anand memaparkannya dengan bahasa sederhanya yang mudah untuk dicerna, salah satunya adalah pada halaman 45 dimana Anand menjelaskan perihal terjadinya short-supply of energy yang dapat menciptakan rasa takut.

Pada halaman lainnya Anand mengajak kita untuk melihat hal lain yaitu ke dua kelopak mata, tentunya kita tidak menyangka bahwa kedua mata kita dapat menyebabkan rasa takut, bagaimana hal itu bisa terjadi di dalam buku setebal 150 halaman ini, Anand Krishna seorang aktivis spiritual dan juga penulis produktif lebih dari 140an buku dalam bahasa Indonesia dan Inggris memaparkannya dengan gamblang. Tidak hanya sampai pada pemaparan, Anand juga memberikan solusi untuk mengatasi rasa takut tersebut dan menggunakannya untuk meningkatkan evolusi diri.

Refrensi : Fear Management Mengelola Ketakutan, memacu Evolusi diri – Gramedia Pustaka - http://booksindonesia.com/id/buku-management-holistik-c-42_45/fear-management-b-41

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun