Yogya (KR) - Dunia pendidikan telah dirambah kapitalisme dan sudah menjadi industri, sehingga semuanya serba angka, kalau angka-angka itu nilainya bagus artinya berhasil. Padahal yang sebenarnya edukasi membuat orang bertanggungjawab terhadap orang lain, tidak sekadar mengejar sukses untuk diri sendiri, tak sekadar korporasi tetapi koperasi. “Para pemikir kita sejak awal sebagai kekayaan budaya sudah ada prinsip-prinsip kegotongroyongan yang sangat kental dan dijabarkan Pancasila. Kalau itu dilaksanakan maka selalu ada hubungan silaturahim yang dikenal dengan rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW),” kata Program Creator One Earth College Anand Krishna, Ph.D., Jumat (9/9). Dalam Peluncuran Program Pendidikan Online One Earth College of Higher Learning dan seminar Spiritual Transpersonal Psychology and Interfaith Studies kerja sama dengan SKH Kedaulatan Rakyat di Ruang Yustisia University Club (UC) UGM juga mengundang beberapa pembicara. Di antaranya Hendro Prabowo S.Psi., Msi (psikolog UGM), Dra. Nadloh As Sariroh (aktivis). Senada dengan Anand Krishna, akademisi transpersonal psikologi UGM Hendro Prabowo menyebutkan ada upaya-upaya atau rekonstruksi agar hasil dari pendidikan menjadi buruk dan terpuruk seperti yang terjadi sekarang ini. Lebih dari itu telah terjadi pembusukan pendidikan, sehingga akan lebih mudah dijadikan sebagai lahan bisnis ata industrialisasi. (Kedaulatan Rakyat 11 September 2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H