Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Renungan Mengapresiasi Aksi Mogok Makan ke 31 Hari Anand Krishna

8 April 2011   08:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1302249617451639526

Meski wajah Anand Krishna tetap cerianamun aksi mogok makan bapak 2 anak kelahiran solo ini membuat tubuhnya kehilangan bobot 25 kilo gram, sebuah perjuangan berat yang harus di tempuh oleh Anand Krishna dalam mencari keadilan. Anand Krishna menempuh jalan berat dengan cara mogok makan sebagai upayanya dalam mencari keadilan, karena Anand Krishna merasa jalannya persidangan sudah tidak fair dan objetif lagi.

TESTIMONI Anand Krishna 13 MARET 2011

Saya, Krishna Kumar T.G (Anand Krishna) bersama ini ingin menyampaikan kepada bangsa & negara Indonesia bahwasanya mogok makan yg saya lakukan sejak hari Rabu 9 Maret 2011 (hari ini hari ke-5) adalah untuk

1)Suatu tujuan yang JAUH LEBIH BESAR daripada Penahanan saya, yg jelas-jelas melanggar asas praduga tak bersalah, HAM dan konstitusi negara ini sendiri dimana kebebasan setiap warga dijamin. Bagaimana saya bisa ditahan, jika selama ini saya tidak pernah mangkir, selalu koperatif dan malah mereka yg memfitnah saya berulangkali mangkir - termasuk saksi ahli - bahkan dimulainya sidang pun dengan jadwal seenaknya - padahal kondisi kesehatan saya sudah diketahui JPU, Kejati dan Majelis Hakim.

2)Tujuan saya Mogok Makan agar supaya Negara & Bangsa ini bisa menilai bagaimana keadailan & hukum masih bisa dipermainkan oleh orang-orang yg memiliki jawaban & semata-mata dengan alasan "wewenang kami".

3)Perlu adanya Transformasi, Total & bukan sekedar reformasi di bidang hukum.

4)Saya kecewa -- kecewa dengan JPU, dengan Majelis Hakim & dengan sistem yg tidak berjalan & masih saja bisa menzalimi siapa saja.

5)Saya tidak marah -- tetapi sekali lagi kecewa -- dan Mogok Makan ini semata-mata supaya yang salah dapat diperbaiki dengan menjunjung tinggi Hak & Keadilan.

Sekali lagi, Mogok Makan yg saya lakukan ini supaya kelak Saudara2ku Sebangsa & Setanahair tidak mengalami penderitaan yg sedang saya alami -- supaya Anda dan anak cucu anda tidak pernah mengalami penzaliman seperti yg saya alami.

Saya bisa memaafkan setiap orang yg telah menzalimi saya, tapi ada hukum sebab akibat yg tidak terelakkan oleh siapapun juga. Kelak setiap anggota badan kita, pikiran & perasaan kita mesti bersaksi atas setiap perkataan & ucapan kita.

Semoga testimoni ini, yg saya tulis dalam keadaan sangat lemah, lemas dan dengan kata-kata tak tersusun rapi dapat dipahami maknanya.

Salam Kasih. Salam Indonesia

Krishna Kumar Tolaram Gangtani alias Anand Krishna

Sebuah Refleksi Dari Kejanggalan-Kejanggalan

Sejak pengadilan digelar Agustus 2010 sampai sekarang, tak ada satupun saksi yang menyaksikan terjadinya pelanggaran Pasal 290 KUHP. Kesaksian pelapor dan para saksi yang memberatkan selalu berubah-berubah dan berbeda antara yang tertera di BAP dan keterangan pelapor dan saksi di dalam ruang sidang.

Pelapor TR mengaku dalam ruang sidang bahwa tanggal 21 Maret 2009 adalah hari terjadinya dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Ciawi. Pada hari yang dimaksud, Anand sendiri sedang berada di Sunter – Jakarta, karena memberikan ceramah di acara open house yang diadakan 2 minggu sekali. Bahkan ada buku tamu yang bisa dijadikan bukti, dan puluhan orang menjadi alibi bahwa Anand berada di Sunter pada hari yang dimaksud

Saksi FD dan Saksi DM mengaku mendapatkan pelecehan seksual dari terdakwa tahun 2002 – 2004, tapi mereka menulis dan menerbitkan buku di tahun 2006 dimana dalam buku itu ada catatan dari mereka sebagai penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan kekaguman kepada terdakwa. Bila mengalami pelecehan seksual sebelumnya, kenapa bisa mengungkapkan rasa apresiasi dan kekaguman pada terdakwa lewat tulisan?

Sebuah Refleksi Untuk Membangun Kesadaran Diri Sendiri

Dalam Dhammapada Buddha jelas sekali mengatakan bahwa jika seorang pelaku kejahatan berupaya mencelakakan orang yang tidak bersalah, maka ia sendiri yang akan celaka. Lalu apa yang kita lihat selama ini dan di sekitar kita? Seolah pelaku kejahatan bisa merajalela, dan mereka yang tidak bersalah bisa seenaknya dianiaya. Untuk itu Buddha menjelaskan dalam bahwa ada juga perbuatan-perbuatan jahat yang “belum matang”. Ketika buah kejahatan itu matang, maka ia jatuh sendiri. Tinggal tunggu waktu. Segala penganiayaan dan kezaliman yang terjadi pada diri kita, marilah kita tetap mengirimkan getaran kasih kepada para pelakunya, karena mereka bodoh. Mereka tidak tahu bahwa pada suatu ketika mereka akan terhancurkan oleh perbuatan mereka sendiri. Di saat yang sama kita juga mesti menolak kejahatan, tidak berkompromi, dan melindungi diri dari pengaruh jahatnya.

Dan apa yang bisa kita lakukan sebagai individu yang sadar adalah tidak melakukan kompromi terhadap suatu tindak kejahatan, jika memungkinkan bersuara lebih baik. Namun jika tidak memungkinkan maka berdoa dan senantiasa berupaya untuk tidak ikut ke dalam sebuah tindak kejahatan. Karena pada dasarnya apapun bentuk dari kejahatan yang kita lakukan, kelak di kemudian hari kita senediri yang akan memakan buahnya.

Lantas ada yang bertanya apakah sekarang Anand Krishna harus menderita karena kejahatan yang di lakukan dirinya di masa lalu, menurut saya, Anand Krishna harus menderita karena pilihannya sendiri. Karena konsekuensi dari pilihannya yang tidak mau menutup mulut dan terus bersuara untuk membangunkan jiwa-jiwa yang tertidur, oleh karenya banyak orang yang sudah mulai gerah dan menjadi berang lantas membungkamnya. Karena jika banyak yang tersadarkan makaakan lebih banyak orang yang mendorong roda perubahan di Indonesia, dan perubahan sangat tidak di sukai oleh mereka-mereka yang pro dengan status quo.

Anand Krishna tetap menghadapi segala konsekuensi dari tindakannya untuk tetap bersuara, meski sekarang dia menderita dan terus melanjutkan perjuangannya. Anand pernah berkata kepada saya di cipinang, bahwa semua ini memang harus terjadi, harus di hadapi dan harus di lalui oleh dirinya. Sebuah sengatan yang membangkitkan kesadaran saya, bahwa sebagai seorang aktivisi harus siap untuk menghadapi apapun sebagai konsekuensi dari perjuangan. Salut untuk mu bung Anand, terimakasih atas pengajaranmu. Tuhan memberkatimu, selalu !.

Refrensi : http://www.freeanandkrishna.com

= = = =

Di Publikasikan di :

http://www.surahman.com/

http://www.oneearthmedia.net/ind

http://www.facebook.com/su.rahman.full

http://www.kompasiana.com/surahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun