Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Suluk Supanalaya

28 Agustus 2010   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:38 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Suluk Supanalaya berupa kumpulan empat risalah, bersekar macapat, dengan huruf dan bahasa Jawa ngoko, penerbitnya tidak diketahui. Buah karya Ranggawarsita. Pokok ajaran di dalam suluk ini adalah tentang dzikir, yaitu amuntu hakikat, mengeningkan cipta dan merenungkan akan kehadiranTuhan, sehingga dapat terus menginggat Tuhan dalam artian yang sebenar-benarnya yaitu merasakan Tuhan manakala wajah dipalingkan. Sehingga manusia tidak akan mampu berbuat jahat, tidak akan mampu menyakiti ciptaanNya lainya, karena yang terlihat dibalik segala macam bentuk kehidupan adalah Dia yang maha satu adanya. Semua yang terjadi adalah atas kehendak Tuhan, barang siapa yang menyadari akan hal itu akan dapat membebaskan dirinya dari belenggu,  sehingga tiada lagi kesedihan. Apa yang Tuhan kehendaki pasti terjadi, apa yang Tuhan ingini pasti terlaksana, yang perlu manusia lakukan adalah menyadari akan hal itu. Sehingga tabir yang memisahkan antara manusia dengan Tuhan dapat terbuka. Dan pada saat itu semua menjadi indah karena semua terjadi di dalam Tuhan. Di dalam suluk ini Ranggawarsita juga menerangkan bahwa golongan awam dan golongan marifat sebenarnya bersatu di dalam Tuhan, kesatuan ini di lambangkan dengan kesatuan antara Kreshna dan Wisnu yang bernama Wisnu Murti. Atau seperti kesatuan antara Sena dengan DewaRuci yang disebut dengan Bima Suci. Yang membedakan hanyalah kesadaran pribadi masing-masing, yang awam tidak mampu melihat hal itu dan kemudian melakukan pembenaran dengan melakukan kekerasan atas nama agama dan Tuhan, sementara yang marifat menyadari akan hal itu bahawasanya semua terjadi di dalam Tuhan.

Kalau tahu Pamoring Kawula Gusti, Serta Sukma yang dituju ada, Oleh warna pada kamu tempatnya, Seperti wayang kamu itu, Dari dalam gerak wayang, Padahal panggung itu jagat, Seperti badan itu, Bergerak jika digerakan, Pergerakannya tertatap mendengar dan melihat, Bertindak dan berkata.
Sama menguasai dikuasai, Tak antara pamoring karsa, Memang tanpa rupa, Sudah ada pada dirimu, Umpama paesan jati, Yang berkaca Hyang Sukma, Wayang adalah, Yang ada dalam kaca, Yaitu kamu manusia, Rupa dalam kaca.

(Ranggawarsita) Refrensi : Serat Kalatidha Tafsir Sosiologis Dan Filosofis Pujangga Jawa Terhadap Kondisi Sosial – Wiwin Widyawati R – Shaida Jpgyakarta == Di Publikasikan di :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun