Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Perempuan Hebat

9 Maret 2022   06:51 Diperbarui: 9 Maret 2022   07:00 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DI pinggir jalan terlihat kios yang berlapiskan seng yang ukurannya tidak seberapa besar. Di belakangnya hamparan persawahan sejauh mata memandang dengan beberapa pohon kelapa yang menantang langit di pematang sawah. Di timurnya, gunung yang menjulang tinggi yang di bagian bawahnya serupa di makan rayap karena pohon-pohonnya sudah ditebang untuk dijadikan ladang oleh warga setempat.

Pemilik kios itu perempuan paruh bayah. Ia menjual beragam kebutuhan pokok seperti beras, bawang merah, serta sayur-sayuran yang ditanam sendiri di belakang kiosnya. Ketika petani lain menanam padi, justru suaminya memilih pertanian organik dengan menanam selada, kangkung, seledri serta berbagai jenis sayur lainnya. Semua sayuran yang dipanen umumnya dibeli langsung oleh pelanggan di kiosnya. Bahkan tidak jarang turis asing yang menetap di hotel di sepanjang pantai Lakey datang membeli langsung di sawahnya.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Perempuan itu bernama Nurhidayah. Sebagai seorang ibu dari dua anaknya, ia memilih menjadi pedagang walau pun dirinya lulusan perguruan tinggi dengan predikat lulusan terbaik. Gelar sarjananya ia tanggalkan demi memastikan ekonomi keluarganya berjalan stabil. Sempat menjadi guru di sekolah dasar di kampungnya, tapi kini tugas sebagai pendidik jarang ditunaikannya. Bukan tanpa alasan, semua itu dilakukannya demi kedua anaknya yang sabang waktu selalu meminta uang belanja padanya.


Membantu suaminya yang sabang hari sembari menjajakan dagangannya merupakan pilihannya kini. Dari hasil berjualan, ditabungnya sedikit demi sedikit agar kelak menambah modal usaha dan bahkan untuk membiayai sekolah kedua anaknya sabang masa. Memang buah hatinya masih duduk di bangku sekolah dasar, tetapi mempersiapkan masa depannya termasuk modal untuk menempuh pendidikannya tidaklah kalah penting. Sebab, anak merupakan investasi yang tidak hanya orientasi dunia, tapi lebih-lebih akhirat kelak.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Keberadaan kiosnya memang sangat strategis, karena berada di jalur yang menghubungkan antara wilayah selatan dan utara Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Terlebih wilayah selatan Kabupaten yang di kenal dengan jargon Bumi Nggahi Rawi Pahu ini sudah mulai ramai karena keberadaan tambang dan wisata pantai Lakey yang terkenal dengan ombak kidal-Nya.
Sebagai seorang istri, Nurhidayah tidak ingin berpangku tangan. Ia tidak ingin menjadi istri yang hanya bisa merengek lalu marah-marah ketika suami tidak memberinya uang belanja. Baginya kehidupan dalam rumah tangga selain saling mengerti satu sama lain, juga harus bersinergi untuk saling menafkahi. Memberi dan menerima. Istri harus ikut memberi peran dan mengambil inisiatif untuk bergerak bersama terlebih dalam urusan ekonomi keluarga.

Ekonomi keluarga harus menjadi tanggung jawab bersama dan tidak boleh dibebankan sepenuhnya kepada suami. Sebab, jika suami jatuh sakit lalu siapa lagi yang bisa mencari nafkah. Maka penting bagi istri untuk mawas diri demi melanggengkan keluarga. Lebih-lebih seperti yang dilakukannya kini, adalah memberi support sekaligus membantu suaminya untuk lebih bersemangat bertani sayur-sayuran. Mengambil bagian dalam kehidupan rumah tangga memang dianggap penting, karena dengan begitu semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan efektif dan efesien.

Memang menjadi istri terlebih setelah memiliki anak bukanlah perkara gampang. Apa lagi di sebut mudah. Karena selain urusan rumah tangga, mulai dari mencuci pakaian kotor, mencuci piring, menyapu rumah hingga pekarangan, mengurusi anak yang beranjak ke sekolah hingga memastikan sarapan suami sudah tersaji di atas meja makan. Belum lagi urusan-urusan lain yang hampir tidak ada habisnya.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Tapi bagi Nurhidayah, semua itu menjadi ringan jika dilakukan dengan tabah dan hati yang ikhlas. Akan selalu ada kebahagian kala menatap dan melihat anak-anaknya sedang ceria. Dan akan selalu ada senyum ketika hati sedang gunda gulana. Akan ada titik dimana kebahagian yang menyelimuti hati dan ademnya suasana kala bersama keluarga kecilnya. Cinta mekar serupa kelopak bunga yang di sapu mentari pagi. Terlebih melihat tingkah sih kecil yang mengademkan batin yang berkarat karena dirundung masalah.
Nurhidayah mungkin dianggap sama dengan perempuan kebanyakkan. Tapi satu hal yang barang kali membedakan dirinya dengan yang lain adalah keyakinan yang selalu menuntunnya. Dirinya yakin bahwa setiap cobaan akan selalu ada jalan keluar yang kelak memberinya kebahagian sehingga bisa tersenyum lebar. Dan dirinya percaya bahwa dengan seirama bersama belahan jiwanya yang telah memberinya dua buah hati itu, maka akan membawanya ke pintu kesuksesan sebagaimana didambakannya sejak membuka kios kecilnya sebagai tempat jualan. Bahkan dirinya memiliki banyak keyakinan lain yang selalu memberinya motivasi agar menjalani hidup penuh dengan rasa optimisme yang tinggi.
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Tidak perlu cemas setiap masalah yang menghadang. Toh pada akhirnya akan dihempas lajunya waktu. Memang dibutuhkan mental serta daya tahan yang tangguh kala cobaan itu menyelimuti hari. Sebab, orang yang kuat adalah mereka yang biasanya dibenturkan dengan masalah malah semakin terbentuk dan mampu mengambil pelajaran sebagai modal hidup.
Bagi Nurhidayah, perempuan harus bisa mengambil bagian dalam banyak panggung kehidupan. Bukankah menurutnya, Kartini telah memberi contoh, bahwa perempuan bisa membuat perubahan dalam kehidupan ini. Saatnya perempuan mengambil peran dan berkontribusi, terlebih dalam kehidupan rumah tangganya, sekecil apa pun itu. Karena dengan begitu, perempuan tidak bisa lagi dianggap mahluk yang lemah di banding laki-laki. Terlebih jika perempuan terjun dalam bidang ekonomi.

Maka bergegaslah untuk mengambil langkah pertama demi menggapai sesuatu yang besar di masa mendatang. Karena tidak ada yang bisa diraih jika masih diam dan terlalu khawatir pada cobaan yang belum tentu terjadi. Memang semua pilihan akan disertai dengan kerikil serta tantangannya. Maka diam sekali pun juga mengandung tantangannya sendiri. Maka hanya dengan segera memulainya semua akan memberi dampak dan hasil. Tinggal berikutnya dibutuhkan komitmen untuk menjalani pilihan yang sudah diambil.

"Bergegaslah karena waktu terus berlalu" Ajak Nurhidayah mengakhiri ucapannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun