Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sepenggal Kisah di Gedung Sanggilo Dompu

11 September 2021   08:08 Diperbarui: 11 September 2021   08:08 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


DENGAN mengendarai mobil bermerek, kami bergegas ke kota kabupaten. Dari desa ke kota. Di ujung selatan kabupaten semuanya bermula. Perjalanan kali ini menyambangi kawan-kawan yang ada di gedung Wisma Terpijar Sanggilo pinggir kota. Gedung Wisma Terpijar Sanggilo adalah tempat dimana orang-orang yang dinyatakan positif dari hasil PCR/Swab di karantina di gedung ini. Mereka dari berbagai kampung di pusatkan di tempat yang sama.

Sejak corona merebak di Bumi Nggahi Rawi Pahu, gedung Wisma Terpijar Sanggilo di pilih menjadi tempat untuk membawa mereka yang dinyatakan positif corona. Sudah tak terhitung sudah berapa orang yang keluar masuk menempati kamar di gedung ini. Mereka menginap beberapa hari sebelum di tes kembali. Jika dinyatakan  sembuh, maka mereka bisa pulang dan beraktivitas seperti biasa. Dan jika masih dinyatakan positif, maka biasanya akan dianjurkan untuk  karantina mandiri di rumahnya masing-masing. Bukan di rumah tetangga. Apa lagi di rumah pujaan hati.

Corona menyatukan banyak orang dari berbagai desa. Ketika kami datang, Kamis, 09 September 2021, hanya bertemu beberapa orang di tempat ini. Kami di minta oleh petugas untuk menjaga jarak dengan kawan-kawan yang menghuni gedung ini. Kami patuh. Kami luluh. Tak sedikit pun kami merasa risih dengan status mereka yang dinyatakan positif. Pembicaraan mengalir apa adanya.

Kami patuh dan taat dengan protokol kesehatan; menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. Paling tidak itulah upaya kami untuk membantu program pemerintah dalam melawan virus yang mematikan ini. Sebab, sejak virus dari negeri tirai bambu ini menghantam sendi kehidupan warga dunia, tidak sedikit nyawa melayang ke nirvana. Roda ekonomi dunia goyah. Suasana politik juga ikut terdampak gempa corona. Bahkan virus ini, menjadi perhatian hampir seluruh negara di dunia. Semua melakukan berbagai cara. Memahamkan kepada semua pihak agar patuh dengan mekanisme serta prosedur yang ketat untuk menghadang laju persebaran virus. Tak terkecuali yang dirasakan masyarakat kabupaten Dompu.

Kehadiran kami adalah berusaha memberi suplai semangat, agar kawan-kawan tabah menghadapi situasi ini. Karena yakin saja bahwa badai pasti berlalu. Semua akan indah pada waktunya. Tidak ada yang statis. Semua dinamis. Yang terjadi hari ini pasti akan ditelan waktu. Tugas kita adalah belajar pada masa silam agar tidak terjadi hal yang buruk di masa mendatang. Kehadiran virus ini seakan ingin mengatakan, agar kita tetap menjaga kesehatan dengan mengikuti pola hidup sehat.

Dalam suasana santai kami menghamparkan kisah. Suasananya cukup adem. Gunung yang tak jauh dari gedung melangitkan imajinasi kami. Viewnya cukup indah. Gemericik air di kanal menambah suasana harmoni semesta. Kopi hitam tersaji. Aromanya menyeruak ke langit-langit gedung. Kami menikmati pertemuan ini dengan berbagi kisah yang penuh kasih. Corona tidak lantas memutuskan silaturahmi dengan siapa pun. Justru virus yang sebenarnya adalah memutuskan pertemanan.

Corona bisa saja hadir di tengah-tengah kita. Tapi tidak boleh memadamkan semangat kita untuk saling menyapa. Menyapu segala gunda gulana menerjang karena terbatasnya ruang gerak. Jarak boleh dipatuhi, tetapi janji harus di taati. Bukan dimaksudkan untuk keselamatan beberapa orang, tetapi bisa menolong semua pihak. Mari mengajak semua pihak, agar sama-sama mengibarkan bendera perlawan terhadap corona. Kapan pun dan dimana pun kita berada, agar senyum bisa kembali mekar di ruang semesta.

Kita sadar berada dalam situasi sulit. Tapi sejarah menguatkan kita. Sebagai bangsa, kita telah lama diajarkan bagaimana tabah dan keluar dalam keadaan terpuruk. Sebagai generasi, tak cukup mengeluh, apa lagi mengalah. Mari bangun simpul kekuatan agar hari esok kembali tersenyum. Kita boleh saja dihempas badai. Dihantam ombak. Di tenggelamkan suasana duka lara. Tapi jangan berhenti untuk bangkit. Karena kemenangan sejati, bukan bagaimana seseorang mudah mencapai tujuan. Namun mereka yang tak pernah berhenti mencoba kala terjatuh. Mereka yang percaya pada nikmatnya proses. Dan mereka yang percaya semua akan indah pada waktu.

Mari munajatkan doa, agar pemilik semesta memberikan ketabahan serta solusi terbaik agar keluar dari cengkraman virus yang mematikan ini. Tidak boleh berhenti berharap, karena padanya lah tempat bersandar dan mengharapkan yang terbaik, untuk saat ini, terlebih di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun