LANGIT terlihat cerah ketika kami berpijak di pantai Ngampa, Desa Cempi Jaya, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB, Sabtu, 7 Agustus 2021. Sebelum ke Pantai Ngampa, kami sempat mengikuti ujian tertulis sekaligus praktek alat chainsaw di atas gunung. Ujian ini disaksikan langsung oleh tim dari provinsi untuk melihat langsung kompetensi operator dua perusahaan ternama di kecamatan, PT. Wadu Bura Jaya dan CV. Land Preparation Indonesia.
Saya mengikuti semua prosesnya, walaupun bukan sebagai operator. Sebagai pembelajar, saya ingin melihat langsung proses itu berjalan. Kebetulan saya salah satu orang yang diberi kepercayaan oleh pihak perusahaan untuk membantu jalannya ujian. Berkat rahmat tuhan yang maha kuasa dan di dorong oleh keinginan luhur, akhirnya semua peserta di nyatakan lulus oleh tim penguji.
Tempatnya tidak terlalu jauh. Hanya melewati hamparan persawahan dan satu desa pesisir. Jalan menuju tujuan memang tidak semulus harapan. Beberapa kali kendaraan harus melaju lambat karena rusaknya jalan di beberapa titik. Belum ada sentuhan kebijakan untuk memperbaikinya. Dibiarkan begitu saja seperti ayam kehilangan induknya. Masyarakat hanya bisa menaruh harapan kepada mereka yang berdasi pilihan rakyat lima tahun sekali. Semoga mereka memiliki pendengaran yang baik untuk mendengarkan keluhan dan uneg-uneg masyarakat.
Tidak menghitung jam, kendaraan kami menepi di pinggir pantai. Kami disambut angin laut menghempas. Birunya laut seolah menyatu dengan warna langit yang sama. Deburan ombak terlihat bersahabat. Kami memutuskan menempati kursi dan meja di salah satu kaffe yang berdiri kokoh di tepi pantai. Kami memang datang bersantai di pantai. Melepas lelah dan membuang kepenatan menggelayut. Menghirup udara segar suguhan tuhan yang maha pemurah.
Tidak seberapa lama karena satu pesan yang di sampaikan kepada pemilik kaffe, datanglah beragam makanan dan minuman. Tersaji di atas meja. Tanpa komando, semua mengambil porsinya masing-masing. Melahap sambil melepas cerita yang kadang membuat yang lain tersenyum. Canda. Tawa. Kekeluargaan adalah sederetan kata yang seolah mewakili kebersamaan ini. Semua menyatu tanpa ambisi. Tanpa ada ego yang dilangitkan. Hanya ada  munajat kepada pemilik semesta untuk memberi yang terbaik buat semua.
Karena suatu alasan dan malam semakin meninggi, akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali. Kembali ke rumah dan berselimutkan sarung serta nyamannya bantal. Siapa tahu mimpi malam ini bisa sukses esok hari. Namun di atas semuanya, harapan hanya kepada Tuhan semua di sandarkan.
Adakah kelak Anda ingin bernyanyi bareng dengan saya di pantai. Kalaulah ia, saya menunggu kabarnya dan ajarkan saya bagaimana menyanyi yang bagus ala Ariel Noah atau Kaka Slank. Oke guy's di tunggu kabarnya di ujung hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI