Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikmati Malam, Sembari Menghamparkan Harapan pada Semesta

14 Juli 2021   18:59 Diperbarui: 14 Juli 2021   19:05 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


ADA kalanya hidup benar-benar dinikmati. Dan untuk menikmati hidup, semua orang memiliki cara dan pilihannya masing-masing. Kadang memilih sendiri jauh dari keramaian. Menepi lalu mengevaluasi setiap rekam jejak yang pernah di lalui. Dan kembali menatap masa depan dengan keyakinan dan penuh pengharapan.

Dalam menikmati hidup, ada pula yang memilih traveling di alam bebas bersama teman. Bahkan tidak sedikit memilih menikmati senja temaram sambil menghamparkan tikar di atas pasir putih dengan ditemani api unggung yang menyala-nyala. Menatap bintang sambil bercerita dan merencanakan masa depan. Merangkainya seolah itu yang benar-benar terjadi.

Ketika penat menggelayut dalam benak, hidup seolah tak berarti lagi. Pikiran menjadi sumpek karena beragam masalah yang selalu membayangi hari. Datangnya bak air bah yang menghantam perasaan

Semua menjadi berat. Mencoba berlari dari pikiran itu, kadang tak cukup kuat untuk melangkah. Satu-satunya pilihan adalah menghadapinya dengan tabah tingkat dewa. Ketika itu datang, maka segeralah bergegas mencari sesuatu yang membuat hati kembali plong.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Ada banyak pilihan yang bisa dilakukan untuk membuat pikiran kembali fresh. Menghadap ilahi robhi salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan. Karena kepadanya lah semua bisa ditumpahkan segala onak duri kehidupan yang membosankan ini. 

Sebab tiada tempat bersandar kecuali kepada yang maha penguasa semesta. Tuhan forever. Tapi selain itu, refreshing adalah salah satu pilihan yang baik untuk membuat semuanya menjadi baru.

Sebagaimana yang kami lakukan malam ini, 13 Juli 2021, dengan tenda yang dipasang, kami bisa bersantai sambil menyeruput teh manis. Satu gelas bersama tak masalah. Sembari menyulam kisah, kami merangkai malam dengan beragam topik yang diperbincangkan. Kami sejenak menepi dari rutinitas. Meluruskan kaki sembari konsisten pada niat dan harapan yang pernah direncanakan.

Tenda tidak hanya sebagai rumah singgah untuk menikmati malam. Tapi merupakan simbol penyatuan ide serta gagasan-gagasan besar yang akan diejawantahkan. Tenda adalah rumah bersama bagi kami yang memiliki impian. 

Bersatu dalam satu payung dengan segala pengharapan di dalamnya, merupakan kekuatan dalam menapaki tantangan di masa mendatang. Mungkin tidak selamanya bersama karena jalan hidup tak ada yang benar-benar tahu. Paling tidak saat ini kami melakukannya dengan cara yang sama sambil membantu satu sama lain.

Di sini, impian itu dilangitkan sembari menikmati hidup yang kadang melelahkan ini. Kami mengumpulkan energi untuk melangkah dengan keyakinan esoknya. Biar dunia dengan kesementaraannya, tapi hanya dengan niat dan tindakan-tindakan besar yang akan di kenang sejarah. Dan kami ingin mewujudkan itu dengan tangan terkepak ke langit. Meyakinkan diri hanya dengan begitu hidup ini dapat memberi arti pada semesta.

Tapi sebelum esok datang, biarkan kami menikmati malam ini. Biarkan kami menumpahkan segala beban hidup pada semesta. Biarkan membasahi bumi agar hilang di telang tunas-tunas kehidupan. Biarkan semuanya mengalir apa adanya. Bukan ada apanya. Lepaskan semua keresahan yang mengikat kreativitas dan kebebasan berekspresi. Lihatlah kami yang merangkai hidup dengan malam yang ditaburi bintang-bintang.

Esok tidak lagi pengharapan, tapi wujud akan rencana besar malam ini. Apakah Anda ingin ikut. Mari bergandengan tangan dengan kami untuk sama-sama melangkah menggapai hari yang membahagiakan. Sepakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun