Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panitia Banjir Bandang Desa Daha Kerja Siang Malam Menyalurkan Bantuan

7 Maret 2021   10:13 Diperbarui: 7 Maret 2021   10:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEJAK banjir bandang menerjang desa Daha, Minggu (1/3/2021) malam, menyisakan dampak yang luar biasa bagi masyarakat setempat. Pasca banjir, pemerintah desa segera merespon dengan sigap. Seluruh kepala dusun diperintahkan mendata korban, kemudian membentuk kepanitiaan.

Informasi dampak banjir bandang berseliweran di berbagai kanal media sosial. Publik merespon dengan membawa bantuan untuk korban banjir. Mengalirnya bantuan dari berbagai elemen membuat kepanitiaan bekerja ekstra. Tidak pagi. Malam pun mereka harus melakukan keeping  barang untuk didistribusikan besoknya.

Dokpri
Dokpri
Berganti hari bantuan terus berdatangan. Tidak hanya pihak instansi pemerintah. Organisasi dengan berbagai latar belakang berdatangan mengulurkan bantuan. Mereka bahkan dari kabupaten tetangga, dan dari luar pulau. Bahkan pemerintah pusat lewat kepolisian republik Indonesia tidak ketinggalan mengirimkan bantuan. Gubernur terlebih bupati beberapa kali turun meninjau lokasi dampak banjir.

Salah satu tivi swasta bertuliskan angka satu dengan bahasa Inggris, menyiarkan bencana banjir bandang ini. Banjir bandang di desa Daha menjadi berita nasional. Berbagai kanal media online mempublikasikan bencana ini dengan massif. Sampai penyaluran bantuan tidak ketinggalan dipublikasikan. Media sosial menjadi corong informasi ke ruang publik.

Dokpri
Dokpri
Dengan bantuan yang begitu banyak mengalir, kerja-kerja kepanitiaan dituntut untuk lebih teroganisir. Dan mereka menjawabnya dengan tindakan-tindakan riil di lapangan. Beberapa pemuda desa dan karang taruna ikut dilibatkan dalam pendistribusian bantuan ke warga yang terdampak.

Mungkin banyak publik yang belum mengetahui bagaimana kondisi beberapa anggota kepanitiaan. Sejak mereka dipilih dan ditunjuk oleh kepala desa, praktis mereka selalu siaga. Mencatat bantuan, dan menyalurkannya kepada masyarakat. Sebagian besar waktu mereka hanya sibuk mengurus bantuan. Terlebih memastikan bantuan itu sampai ke tangan korban banjir.

Dokpri
Dokpri
Urusan pribadinya ditepikan sementara waktu, demi kepentingan orang banyak. Kepanitiaan membangun komunikasi dan koordinasi yang masif dengan seluruh elemen. Semua diupayakan dengan semaksimal mungkin. Jangankan mengurus sawah, ladangnya yang rusak, bertemu anak istri serta suaminya dilakukan hanya hitungan menit.

Dokpri
Dokpri
Tersebutlah ketua panitia bantuan banjir, Sukrin Arahman. Dirinya merelakan tanaman di ladangnya rusak dan dibiarkan begitu saja tanpa ditengok sekalipun pasca banjir bandang. Sebagai ketua, Sukrin tidak hanya memastikan barang tersalurkan dengan baik, tetapi tanggungjawab yang diamanahkan kepadanya dijalankan secara professional, sistematis dan teroganisir dengan baik. Di bawah arahannya. Kepanitian bekerja hingga malam hari. Kadang, cukup sering kepanitiaan lupa makan, bahkan mandi.

"Ini demi kemanusiaan". Katanya suatu malam, Sabtu malam (7/3/2021) pukul 22:00

Sukrin tidak sendiri. Ayatullah memiliki cerita yang tidak jauh berbeda dengan Sukrin. Ayatollah adalah salah satu panitia yang selalu stand by di posko (kantor desa). Ia mendapat informasi, padi di sawahnya rusak karena ulah ternak. Tapi ia bersekukuh untuk tetap berada di posko demi memastikan penyaluran bantuan. Baginya tanggungjawab dan kepentingan orang banyak adalah segalanya. Dirinya bisa saja mengutamakan urusan pribadinya. Tapi itu bukan pilihan bijak dalam situasi genting seperti ini.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kepedulian dan keberpihakan kepada korban banjir adalah hal yang utama. Kebutuhan untuk meringankan beban korban banjir merupakan prioritas. Seolah rasa capek, berpeluh keringat bukan menjadi penghalang dalam berbuat. Belumlah lagi riak ditengah masyarakat dihadapinya dengan tabah dan sabar.

Sampai saat ini bantuan terus disalurkan kepada masyarakat. Sambil upaya pendataan dan memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Kerja-kerja konsisten ini terus dijaga oleh kepanitiaan sampai bantuan benar-benar habis dibagikan kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun