DI masa pandemi Covid-19, sekolah merasakan dampak langsung dari virus yang entah kapan berakhirnya ini. Sekolah-sekolah dihentikan proses belajar mengajar tatap muka di ruang kelas. Siswa terpaksa belajar daring, walaupun banyak dikeluhkan oleh siswa dan wali murid. Aktivitas di sekolah seolah bosan hidup mati tak mau. Semuanya sekarat karena corona.
Program ekskul di sekolah hanya menjadi sekedar rancangan saja, tanpa bisa diimplementasikan. Pembina dan siswa hanya bisa berharap Covid-19, segera berakhir dan ditelan bumi agar kegiatan-kegiatan bisa segera dilaksanakan. Pasalnya, sejak Covid-19 merebak dan membuat semua pihak menjadi sangat khawatir.
Di sisi yang lain justru dengan situasi pandemi seperti ini membuat sebagian pihak menjadi lebih kreatif dan melakukan terobosan-terobosan lain, sembari tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka tidak ingin menunggu situasi normal, baru bisa beranjak. Mereka memegang prinsip tidak ada rotan akar pun jadi. Dan memandang banyak jalan menuju Roma.
Keberadaan corona tidak lantas mengehentikan langkah untuk terus melaju. Ide cemerlang bergelantungan yang kemudian membutuhkan tindakan. Â Demikianlah yang mendorong pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) Sekolah Menengah Kejuruan Bangun Negeri (SMK BN) untuk terus belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Ketika sekolah ditutup dan program yang sudah dirancang mengalami kemacetan karena corona. Osis SMK BN membuat agenda dan kegiatan lain. Salah satunya adalah melakukan peliputan di beberapa instansi dan lembaga di lingkup kecamatan.
Beberapa pengurus bahkan justru begitu bersemangat terlebih kaum hawanya. Mereka terlibat aktif dengan didampingi pembinanya untuk melakukan kerja-kerja peliputan sekaligus mengajak beberapa pihak untuk bekerja dalam aspek media.
Gayung bersambut, beberapa instansi justru sepakat untuk bekerja sama dengan Osis SMK BN. Bahkan dalam waktu dekat, jika tidak arah melintang, angin putih beliung, banjir bandang, Tsunami dan halilintar menerjang maka akan dilakukan penanda tanganan MoU dengan beberapa instansi.
"Saya ajak anak-anak Osis untuk belajar bagaimana menjalin hubungan baik dengan pihak lain, tidak hanya kerja-kerja peliputan, tetapi juga melatih mental mereka" Ujar Suradin, S.S.M.Pd pembina Osis SMK BN
Walaupun ketiadaan kegiatan belajar mengajar, tidak lantas siswa harus berpangku tangan di rumah. Pembina Osis mencari kesibukan lain agar siswa tetap bisa belajar walaupun harus dilakukan di luar lingkungan sekolah. Bahkan ini merupakan upaya serius untuk menunjukan kepada publik, bahwa apa yang siswa pelajari di bangku sekolah tidak berjarak dengan keadaan yang ada di masyarakat.
Siswa tidak sekedar belajar teori, konsep, baca buku hingga tersungut-sungut. Tapi mereka harus pula diperkenalkan dengan praktek dan tindakan riil bagaimana sesungguhnya langkah yang mereka ambil ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Siswa harus dipersiapkan sedini mungkin dengan pengalaman yang nantinya menjadi modal bagi mereka ketika suatu saat nanti menjadi bagian dari masyarakat yang sesungguhnya.
Siswa menjadi generasi pelanjut di kehidupan masyarakat tempat dimana mereka tinggal. Dengan pengalamannya, minimal mereka bisa memberikan kontribusi dan sumbangsih untuk kemaslahatan orang banyak. Mumpung masih berseragam sekolah, mereka harus benar-benar ditempa terlebih dahulu agar ilmu pengetahuan dan pengalaman ini nantinya memberi manfaat. Bahkan siswa lebih survive dalam situasi apa pun di kemudian hari.
"Saya begitu yakin, anak-anak kalau serius dan mendalami ini semua akan menjadi orang sukses di masa mendatang" Jelas Suradin dengan penuh keyakinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H