Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berbuatlah, Semoga Dapat Memberi Arti Pada Semesta

12 Februari 2021   05:11 Diperbarui: 12 Februari 2021   05:22 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. #Raden't $uccess Forever#, 

PADA alam kita bisa belajar. Belajar bermurah senyum, ikhlas, jujur, dan juga belajar bagaimana kapan saatnya menumpahkan kemarahan. Kita bisa lihat bagaimana bunga merekah seolah menyapa senyum semesta. Setiap mata memandang akan terasa adem dan mengaguminya. Mentari pun demikian. Sapuan cahayanya memberi kehidupan pada penghuni bumi. Ia ikhlas berbagi tanpa pernah meminta imbalan.

Alam begitu jujur menampilkan apa adanya dirinya. Namun demikian, ia seolah tahu kapan harus memuntahkan amarahnya kepada kelakuan manusia yang merusak tatanan bumi. Ia mengirimkan tanda dan bahaya  berupa banjir, longsor, tsunami dan bencana serupa lainnya.

Dokpri
Dokpri
Belakangan ini, tidak sedikit bencana yang menimpa anak negeri. Tidak sedikit korban jiwa. Harta benda. Serta isak tangis korban, karena alam seketika merampas senyum mereka. Semua sekejap lenyap dan hilang. Bencana alam datang tak diundang lalu mengambil semuanya. Dan kini hanya meninggalkan luka dan air mata.

Dokpri
Dokpri
Dokpri. SMK BN
Dokpri. SMK BN
Apakah alam salah? Tunggu dulu. Alam jika diakrabi tentu menjadi sahabat yang baik. Ia selalu setia memberikan kehidupan yang berarti pada manusia. Ikhlas dan jujur pula. Tapi, manusia tidak menyadari atau jangan-jangan pura-pura tidak menyadari, bahwa alam adalah sahabat yang baik sepanjang itu dijaga.

Benar kata Mahatma Gandhi, bumi cukup bagi semua umat manusia, tapi tidak cukup bagi satu orang yang serakah. Alam ini telah menyediakan segala kebutuhan umat manusia. Tinggal dinikmati, tanpa harus dimonopoli, dieksploitasi serta di kapling oleh kelompok dan pihak tertentu demi memuaskan hasrat setani dalam dirinya.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Alam memang untuk manusia. Hanya sedikit berbagi tempat dengan mahluk lain. Dan tidak ada intruksi dari Tuhan bahwa manusia boleh seenak moyangnya merusak, mengotak atik alam ini. Alam harus dijaga, dirawat, demi kelangsungannya. Dan bahkan Tuhan sangat murka dengan tangan-tangan manusia yang penuh dosa, jika merusak ciptaanya.

Manusia tidak boleh semaunya mengelola alam. Ia harus tahu bahwa generasi berikutnya punya hak yang sama untuk menikmati alam yang sejuk, hijaunya gunung, kicau burung beriring, serta ademnya suasana pantai dengan pohon rindang yang memanjakan. Senja temaram dengan mega-mega di ufuk barat, kala malam mulai menjemput adalah hak yang sama untuk menikmatinya.

Jangan kemudian diganti dengan asap kenalpot,  kerusakan hutan, kemacetan yang memusingkan serta pemandangan para big bos dengan keangkuhan setani membangun pabrik lalu mengotori alam. Tidak  bisa itu biarkan. Harus ada langkah kongkrit yang perlu dilakukan untuk mencegahnya. Sekecil apa pun itu.

Dokpri. SMK BN
Dokpri. SMK BN
Dok. SMK BN
Dok. SMK BN
Dengan alasan itu, saya mencoba menanam. Saya menanam bunga dilingkungan sekolah, tempat saya mengabdi. Tentu dengan harapan, dapat menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan. 

Mungkin dengan langkah kecil ini bisa memberi arti pada semesta. Karena tidak cukup mengutuk kegelapan tanpa pernah menyalakan lilin harapan.

Dan memang saatnya kita mengambil peran, sembari mengajak pihak lain untuk berbuat. Karena investasi hari ini akan menentukan bagaimana kehidupan esok hari.

Sudahkah Anda menanam sesuatu hari ini?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun