PADA alam kita bisa belajar. Belajar bermurah senyum, ikhlas, jujur, dan juga belajar bagaimana kapan saatnya menumpahkan kemarahan. Kita bisa lihat bagaimana bunga merekah seolah menyapa senyum semesta. Setiap mata memandang akan terasa adem dan mengaguminya. Mentari pun demikian. Sapuan cahayanya memberi kehidupan pada penghuni bumi. Ia ikhlas berbagi tanpa pernah meminta imbalan.
Alam begitu jujur menampilkan apa adanya dirinya. Namun demikian, ia seolah tahu kapan harus memuntahkan amarahnya kepada kelakuan manusia yang merusak tatanan bumi. Ia mengirimkan tanda dan bahaya  berupa banjir, longsor, tsunami dan bencana serupa lainnya.
Benar kata Mahatma Gandhi, bumi cukup bagi semua umat manusia, tapi tidak cukup bagi satu orang yang serakah. Alam ini telah menyediakan segala kebutuhan umat manusia. Tinggal dinikmati, tanpa harus dimonopoli, dieksploitasi serta di kapling oleh kelompok dan pihak tertentu demi memuaskan hasrat setani dalam dirinya.
Manusia tidak boleh semaunya mengelola alam. Ia harus tahu bahwa generasi berikutnya punya hak yang sama untuk menikmati alam yang sejuk, hijaunya gunung, kicau burung beriring, serta ademnya suasana pantai dengan pohon rindang yang memanjakan. Senja temaram dengan mega-mega di ufuk barat, kala malam mulai menjemput adalah hak yang sama untuk menikmatinya.
Jangan kemudian diganti dengan asap kenalpot,  kerusakan hutan, kemacetan yang memusingkan serta pemandangan para big bos dengan keangkuhan setani membangun pabrik lalu mengotori alam. Tidak  bisa itu biarkan. Harus ada langkah kongkrit yang perlu dilakukan untuk mencegahnya. Sekecil apa pun itu.
Mungkin dengan langkah kecil ini bisa memberi arti pada semesta. Karena tidak cukup mengutuk kegelapan tanpa pernah menyalakan lilin harapan.
Dan memang saatnya kita mengambil peran, sembari mengajak pihak lain untuk berbuat. Karena investasi hari ini akan menentukan bagaimana kehidupan esok hari.
Sudahkah Anda menanam sesuatu hari ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI