Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Disiplin pada Orang-orang Jepang

20 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 20 Januari 2021   11:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JEPANG adalah negara yang berada di kawasan Asia Timur. Jepang merupakan negeri yang penuh pesona dengan budayanya yang cukup kental. Selain itu, Jepang juga merupakan negeri yang cukup maju dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Jepang sudah sejajar dengan bangsa Eropa Barat sejak awal abad ke-20 silam. Tapi jika ditelisik secara historis, bahwa Jepang pernah menjadi negeri yang terisolasi, tradisional, eksklusif kalau tidak mau dikatakan pernah terbelakang. Itu sebelum restorasi Meiji. Jepang salah satu negeri yang pernah disinggahi kapal-kapal bangsa Eropa, terutama Portugal dan Inggris ketika masih belum di kenal luas seperti sekarang ini.

Dok. Bluzz
Dok. Bluzz
Namun kondisi berbalik ketika restorasi Meiji terjadi di negeri sakura ini. Anak-anak muda Jepang di kirim ke Eropa. Mereka mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi. Benar saja, sepulang dari benua biru, mereka memberi warna kehidupan di seantero Jepang. Ilmu pengetahuan memegang peran penting bagi kemajuan Jepang tanpa mereka menepikan budaya leluhurnya.

Dokpri. Buku tentang Jepang
Dokpri. Buku tentang Jepang
Segala macam industri di bangun terlebih militer. Buntutnya, Jepang melakukan serangkaian serangan kepada negara tetangga seperti Rusia (Mansyuria), Korea, China hingga ke negeri kita tercinta demi memenuhi bahan baku industrinya. 

Ketika kawasan Asia Tenggara masih dalam cengkraman kolonialisme bangsa Eropa, Jepang sudah setara bahkan sudah berani membusungkan dada kala berhadapan dengan Amerika Serikat dan Sekutunya. Bahkan Belanda yang nota bene yang katanya menjajah negeri makmur ini selama 350 tahun tidak berkutik menghadapi militer Jepang.

Dokpri
Dokpri
Jepang menjadi salah satu pemeran utama dalam perang Dunia II. Walaupun pada akhirnya Jepang harus bertekuk lutut dan menyerah tanpa syarat ketika Bom Atom meluluhlantahkan dua kota pentingnya yakni Hirosima dan Nagasaki. Jepang hancur. Tidak hanya fasilitas, fisik, tetapi juga psikis dan mental rakyatnya.

Tapi bukan Jepang namanya kalau tidak  bisa bangkit dan kembali menjadi negeri yang disegani. Jepang bisa saja hancur dan kalah perang. Tapi mental untuk bangkit dan maju sudah lama tertanam. Dan Jepang bisa membuktikannya. Kurang lebih dua puluh tahun pasca kekalahan perang Dunia II, negeri ini kembali menjadi bangsa yang maju di berbagai sektor kehidupan, terlebih ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Dokpri. 
Dokpri. 
Apa kuncinya?

Kembali pada mental dan kebiasaan. Bisa saja semua hancur, tetapi jika memiliki mental pemenang, maka semesta pun akan menurut. Hal ini bisa terlihat, ketika pengumuman kekalahan, malah kaisar Jepang tidak mempertanyakan berapa jumlah prajurit yang meninggal di medan laga, berapa alat militer yang hancur, serta berapa kekuatan yang masih tersisa. Malah yang ditanyakan adalah berapa banyak guru yang masih hidup.

Luar biasa memang. Seolah kaisar paham betul bahwa guru salah satu sumber ilmu pengetahuan dan bisa menjadi modal penting untuk kembali membawa Jepang bangkit dan menjadi negeri yang disegani. Dan hari ini terbukti.

Dok. SMK BN
Dok. SMK BN
Apa rahasianya?

Salah satu ciri yang melekat pada orang Jepang adalah tingkat disiplinnya yang tinggi. Di Jepang sangat sulit ditemukan istilah jam karet, pembenaran karena terlambat atau sejumlah alasan lainnya. Orang Jepang sudah terbiasa hadir beberapa menit sebelum pembelajaran di sekolah, begitu juga ke kantor, menunggu kereta datang, ke perusahaan atau pun ketika ada janjian sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun