Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Syafruddin, Kades Cempi Jaya 'Saya Suka Gaya Lo'

28 Oktober 2020   05:03 Diperbarui: 28 Oktober 2020   05:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Syafruddin saat melayani tamunya

DALAM suatu urusan saya bersama rombongan datang ke kantornya, Selasa, 27 Oktober 2020. Di depan kantor tempatnya melayani warganya, terlihat beberapa orang sedang keluar masuk di pintu kantor. Bahkan ada pula yang sedang duduk dan memandang sekitar. Saya menyalami satu persatu setiap orang yang duduk, sembari meminta izin untuk masuk.

Dokpri. Syafruddin saat melayani tamunya
Dokpri. Syafruddin saat melayani tamunya
Dalam suatu ruangan, terlihat dirinya sedang rapat dengan beberapa warganya dalam suatu urusan. Saya hanya menunggu dan tidak ingin mengganggu dirinya yang sedang melakukan pelayanan terhadap warganya. Namun tidak lama, dirinya pun keluar dan melayani kami yang datang. Dirinya dengan sigap merespon. Tanpa basa basi, ia pun menanyakan maksud kunjungan kami. Setelah mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, urusan pun tidak lama, akhirnya clear.

Beberapa saat kemudian saya mengajaknya berbincang. Ternyata dirinya tidak lagi mengenal saya. Saya memang bukan siapa-siapa. Bukan pejabat, bukan pula seorang keturunan bangsawan. Tapi, saya tahu dirinya memang tidak ingat lagi tentang saya walaupun sudah beberapa kali bertemu. Saya tahu dirinya tidak pura-pura tidak mengenal, hanya saja memang tampilan saya sudah berbeda dari sebelumnya. Ketika saya menceritakan pertemuan saya dengan dirinya di sebuah hotel di kota Mataram setahun silam. Tiba-tiba dirinya sontak mengatakan.

"Raden't ya. Maaf adinda saya tidak bermaksud tidak mengingat mu"

Dialah Syafruddin, kepala desa Cempi Jaya, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB. Dirinya kurang lebih satu tahun menjabat sebagai orang nomor satu di desanya. Selain momen pertemuan saya dengan dirinya setahun silam, saya pun juga mengingat dirinya ketika di demo oleh puluhan pemuda dan warganya. Mengetahui informasi itu, saya pun datang untuk meliput. Puluhan warganya, yang meliputi unsur pemuda dan ibu-ibu mengeruduk kantornya. Dirinya dituding melakukan beragam pelanggaran, mulai dari tindakan diskriminasi terhadap bantuan hingga dianggap tidak transparan.

Ketika itu, sambil berdiri dengan para stafnya, saya menyaksikan dirinya keluar dari kantor untuk bertemu dengan para demonstran. Di hadapan puluhan warganya, dia tidak mengecam, menghina, menyudukan, bahkan tidak menyalahkan apa yang sedang terjadi. Malah ketika itu, ia dengan legowo mengakui belum maksimal melayani masyarakatnya. Bahkan dirinya meminta diberikan kesempatan untuk memperbaiki segala problem yang terjadi di desanya. Pasalnya, ia baru terpilih dan meminta untuk menyelesaikan segala tuntutan yang dialamatkan kepada dirinya.

Atas sikapnya itu, saya menurunkan tulisan khusus buat dirinya yang dimuat di media Kompasiana tempat dimana saya sering mengirim tulisan. Saya memuji sikapnya yang apa adanya dan mau mengakui kondisi sebenarnya. Sebagai pemimpin, dirinya tidak lantas merasa diri hebat dan menjadi super power. Ia sadar konsekuensinya menjadi pemimpin. Dan saya teringat kalimatnya setahun silam ketika bertemu dengannya di kota Provinsi.

"Saya kepala desa bagi semua. Tidak ada lagi kelompok-kelompok. Perbedaan pilihan sebelumnya hal yang biasa" Ungkapnya ketika itu.

Kini, di kantornya yang nan megah, saya kembali bertemu dengan dirinya. Terlihat ia masih seperti dulu. Cara bicaranya, sikapnya masih seperti setahun silam. Saya memang tidak mengenalnya lebih dekat, tidak tahu silsilah keluarganya, siapa pendukungnya, bahkan tidak mengetahui pihak yang tidak suka terhadap dirinya. Tapi yang saya tahu, setiap bertemu dan berbincang dengannya saya merasa nyaman dan adem. Tahu kenapa? Dirinya bukan pejabat yang sombong dan saya suka itu. Sehat selalu pak Kades dan layanilah warga mu dengan hati.. Dan meminjam kata orang Betawi, "saya suka gaya lo".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun