Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jangan Terlalu Berharap Banyak pada Hasil Pilkada Nanti

17 September 2020   17:46 Diperbarui: 17 September 2020   17:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat, Kekayaan. Tidak sedikit para calon kepala daerah yang melontarkan ungkapan tidak akan melakukan money politik. Walaupun hal itu nampaknya sulit untuk di hindari. Dirinya, hanya ingin mengabdi demi kemajuan daerah, dan hadir melayani masyarakat. Bahkan setiap jamuan terlebih pada saat kampanye tentu tidak sedikit anggaran yang digelontorkan untuk mensukseskan penyelenggaraan setiap momen sebelum pencoblosan. Jika gambaran harta yang di miliki oleh calon kepala daerah terlihat tidak sebanding dengan persediaan anggaran untuk mensukseskan setiap momentum politik. Maka perlu dicari tahu dari mana yang bersangkutan mendapatkan kucuran anggaran.
 
Dengan tidak bermaksud suudzon, jika ada calon pemimpin daerah yang menyatakan tidak mengeluarkan uang sedikit pun selama musim kampanye, tentu perlu hati-hati. Sebenarnya, dirinya sedang memberikan sinyal yang justru membuka banyak kemungkinan. Kalau bukan sumber keuangan dari keluarga dan simpatisan, terus darimana yang bersangkutan mendapatkan kucuran anggaran.

Namun, jika berkaca pada banyak kasus, setelah kepala daerah terpilih, beberapa bulan kemudian akan ada sumber daya alam yang digarap oleh pihak kapitalisme dengan persetujuan kepala daerah. Sehingga tidaklah bisa disalahkan pandangan sebagian pihak, bahwa banyak calon kepala daerah mendapatkan suplai anggaran yang begitu besar dari para pemburu sumber daya alam ini (kapitalis) di daerah itu dengan suatu perjanjian khusus. Sehingga tidak heran para calon kepala dengan mudah mengungkapkan bahwa dirinya tidak menggelontorkan sedikit pun uang dalam mengarungi rimba raya pesta demokrasi yang di helat lima tahun sekali ini.

Tentu di atas adalah sedikit dari sekian banyak cara membaca potensi dan kualitas calon pemimpin daerah. Maka, sebagai masyarakat, perlu mengetahui dan memahami semua yang berkenaan dengan calon yang akan dipilih, agar tidak mudah mempercayai janji kampanye yang sebenarnya hanyalah bualan kosong semata.

Jika pemimpin yang dipilih tidak punya kualitas dengan rekam jejak yang mumpuni, visi misinya tidak jelas, dan hanya melicinkan penguasaan sumber daya alam untuk kaum kapitalis. Maka, hasil pilkada hanya pesta demokrasi yang di peruntungkan bagi kemenangan segelintir orang dan rakyat kembali gigit jari dan hanya bisa bermimpi sebelum pagi menyapa semesta.

Tapi apa pun analisisnya, pandangannya, dan komentar semua pihak, tanggal 9 Desember nanti akan muncul pemimpin baru hasil pilihan rakyat. Rakyat yang memilih, rakyat pula yang akan merasakan dampak langsung dari pemimpin yang mereka pilih sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun