BERJALANLAH sepanjang masih bisa melangkah. Karena dunia terlalu luas untuk disambangi, terlalu mudah untuk dijangkau jika keinginan itu memuncak untuk menggapainya. Memang tidak ada yang mudah, namun tak ada yang tak mungkin.
Akan ada banyak keajaiban yang kadang muncul di luar nalar. Jangan biarkan rasional menguasai hidup. Karena dalam menjalani hidup, kadang sesuatu muncul tanpa pernah di sangka. Tanpa pernah diduga oleh logika manusia. Kadang kehidupan akan menjadi hakim bagi dirinya sendiri. Sebab manusia, hanya punya kuasa merencanakan, tapi tak sanggup memastikan.
Bergegaslah untuk membuka pintu rumah. Sambutlah mentari. Berlarilah sejauh mungkin, sampai engkau mengerti bahwa hidup punya banyak warna. Lepaskan semua beban di pundak, hapus lah semua segala onak duri yang mengendap pikiran. Cintailah hidup dalam kepantasan, karena yang berlebihan tuhan enggang mengakuinya.
Kepakan lah sayap mu, dan abaikan keraguan orang-orang yang menghambat mu untuk berkembang. Abaikan mereka yang hanya menjadi benalu dalam hidup mu. Mereka hanya bisa mentertawakan ketika tergelincir, dan mereka akan merasa bangga ketika hidup mu sesekali terjatuh. Tapi, yakinlah mereka hanya bisa seperti itu. Bisa menilai dan menghakimi segala apa yang dilakukan orang lain.
Campakan lah mereka. Mereka hanyalah duri dalam daging persahabatan mu. Tinggal kan mereka. Buanglah pergaulan mu dengannya. Jika engkau masih bersua, bersenda gurau dengan mereka. Engkau akan sulit untuk berkembang. Sulit untuk maju. Selektif dalam pertemanan tentu penting untuk dilakukan. Karena jika salah pergaulan akan sangat menentukan kualitas mu dalam menjalani hidup.
Teruslah melangkah sampai engkau akan tahu, siapa orang yang benar-benar tulus membantu mu. Sampai engkau sadar bahwa ada banyak orang yang selama ini ingin memanfaatkan mu demi kepentingannya. Engkau pun akan tahu bahwa sahabat itu memang tidaklah banyak. Karena orang yang terbaik tidak lah sebanyak mereka yang hanya menjadi pesakitan karena sikap benalu yang mereka awetkan.
Engkau akan mendapatkan banyak pelajaran hidup jika engkau berani menantang mentari. Bertahan di bawah teriknya, hingga beberapa bagian kulitmu akan terkelupas. Keringatmu bercucuran, dan bajumu akan basah karenanya. Dan tanganmu sesekali mengusap wajahmu yang bermandikan peluh. Tapi ingat, di kala sore menyapa, temaram senja akan menemanimu, memanjakan mu, hingga engkau sadar bahwa perjuangan mu tidaklah sia-sia.
Jika saat itu tiba, semua orang akan mengagumimu, menyanjungmu, mengelukanmu. Bahkan  mereka akan mengklaim bahwa engkau sebagai keluarganya, sahabatnya, bahkan yang paling miris menganggap memiliki kontribusi atas keberhasilan mu. Begitu lah kehidupan, jika engkau tersisihkan, terpalingkan, bahkan  terpuruk dalam menjalani hidup akan banyak orang yang tak akan perduli kepadamu. Engkau menjadi manusia terasing, tapi pada saat itulah engkau akan mengerti bagaimana mahalnya suatu persahabatan yang sesungguhnya.
Tetaplah tersenyum. Jika sudah mengetahui medan, maka cepatlah bergegas menakutkan hari, sebelum malam menyapa. Karena setiap kepingan kisah yang engkau lalui, akan  menjadi modal  berharga buatmu untuk menakutkan tantangan hidup  berikutnya. Tetaplah optimistis. Jika terjatuh, bangkitlah kembali. Jika diremehkan, sambutlah dengan senyuman. Jika dikucilkan, tetap yakin diri akan ada masa-masa indah yang menunggu. Jika engkau mulai menyerah, bermunajat lah kepada sang ilahi, karena kepadanya lah semua solusi itu bersemayam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H