LAMA nian ingin  kutuangkan pengalaman ini pada kalimat-kalimat yang sederhana. Bukan tak cukup waktu, tapi kadang hari tak menyenangkan untuk merangkai kepingan-kepingan kisah ini menjadi cerita yang utuh.
Sejak bergabung dengan pramuka, ada rona kebahagiaan yang kadang terbesit dalam benak ini. Di sini aku menemukan sesuatu yang berharga, semua merasa sama, egalitarian menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi semua. Selama menjalani, merangkai hari bersama yang lain, aku menemukan sepenggal harapan bersama-sama dalam mengarungi rimba raya kehidupan.
Dari pramuka bukan menceritakan sekedar berkemah, baret ataupun  sergam kami yang gagah. Tapi  lebih dari itu, pramuka yang menghadirkan kebersamaan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Erat bagai simpul mati, kokoh bagai pionering, terang bagai api unggun, dan akan abadi seperti cikal.
Layaknya seperti pohon kelapa yang mempunyai fungsi dari setiap bagiannya. Dari pramuka menyiapkan tunas tunas bangsa yang berkrakter budi pakerti, dan bermoral dengan didikan-didikannya yang berahlak dan bertanggung jawab.
Jiwa pramuka tergambarkan dari kalimat "Ing ngarso sungtulado ing madya mangun karso tutwuri handayani". IKLAS BAKTI BINA BANGSA BUDI PAKERTI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI