TIDAK bisa sangkal sejarah perjuangan suatu negara, terlebih negara yang pernah menjadi bekas jajahan kolonialisme dan imperialis Eropa, memiliki peran pemuda yang progresif dan revolusioner. Mereka menjadi garda terdepan dalam perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara suatu negara.Â
Sensitivitas serta sikap responsif telah menggerakkan naluri golongan muda untuk berbuat sesuatu, terlebih ketika rakyat menjadi budak bagi suatu sistem dan rezim. Hal ini kita bisa membuka lembaran sejarah semua negara-negara dunia ketiga.
Hal yang sama, dalam sejarah bangsa yang kini di kenal dengan sebutan Indonesia ini. Sebelum kemerdekaan yang dikumandankan pada tahun 1945, pemuda telah mengambil peran yang sangat vital dalam perjuangan.Â
Mereka menggunakan berbagai wadah pergerakan, baik membentuk organisasi maupun aktif menulis di media sebagai alat propaganda. Pemuda revolusioner ini, melakukan koordinasi, konsolidasi, memetakan arah perjuangan dan mendasarkan perlawanan dengan ideologi yang jelas.
Perjuangan yang melelahkan itu, ternyata tidak sia-sia. Mengumandangkan kemerdekaan di masa transisi kekalahan fasis Jepang di perang dunia II, dengan upaya kembalinya kolonialisme Belanda, merupakan langkah yang berani.Â
Pemuda revolusioner tidak bergeming sedikit pun, karena mereka yakin dengan bersama rakyat yang menjadi benteng yang kokoh dan tidak mudah dirobohkan oleh keangkuhan imperialisme Belanda, Indonesia pasti bisa dipertahankan.
Keyakinan itu telah membawa Indonesia menjadi negeri yang berdaulat hingga kini. Eksistensi-nya teruji dengan beragam masalah yang di lalui-Nya.Â
Namun, sepanjang itu pula kontribusi pemuda tetap memainkan peran yang vital dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara. Idealisme pemuda tidak hanya menghantam angkuh-nya kolonialisme bangsa Eropa, tetapi juga menerjang kokohnya benteng rezim otoritarian Orde Baru yang nota bene kekuasaan anak negeri sendiri.
Apakah mereka masih di lenakan oleh eforia rekam jejak perjuangan pemuda masa lalu, atau telah menggadaikan idealisme kepada kapitalisme yang suka menghisap. Sebab sebagian pemuda yang dulu bersuara lantang merobohkan keangkuhan Orde Baru, kini telah duduk manis diberbagai level jabatan. Namun, harapan untuk Indonesia maju, nampaknya masih menjadi mimpi di siang bolong.