MALAM ini, Kamis 19 Juni 2020, saya bersama anak-anak muda dari desa tetangga menyambangi sekaligus silaturahmi dengan pak Wahdin, S. Sos selaku sekretaris camat Hu'u di kediamannya, di desa Adu, kecamatan Hu'u, kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Dalam pertemuan ini, kami disambut dengan baik dan penuh kekeluargaan oleh pak Wahdin, S. Sos. Dalam kesempatan tersebut saya dan kawan-kawan yang hadir berdialog beragam topik.
Mulai dari dinamika sosial kemasyarakatan sampai mengerucut mengenai eksistensi karang taruna kecamatan yang merupakan salah satu lembaga formal yang menjadi wadah bagi sejumlah pemuda di setiap desa untuk berproses dan berkontribusi bagi masyarakat.
Pada awal pembicaraan, kami  mendapatkan wejangan serta pencerahan dari sekcam, selaku ketua karang Taruna kecamatan Hu'u.
Kami mendapat nutrisi serta motivasi, baik dalam membaca keadaan sosial kemasyarakatan, terlebih mendasarkan perbuatan dengan hati dan keikhlasan.
Dikatakannya, bahwa memang karang Taruna Kecamatan Hu'u, sejauh ini mengalami kefakuman. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik kondisi internal kepengurusan maupun faktor di luar karang Taruna itu sendiri. Dan Pak Wahdin menyadari dengan kesibukannya sebagai sekcam, terkadang kerja-kerja kelembagaan karang Taruna sedikit terhambat.
Dengan demikian lebih lanjut beliau menuturkan, agar karang Taruna bisa dipegang dan dijalankan oleh anak-anak muda yang benar-benar memiliki dedikasikan serta totalitas berlembaga. Sebab, dengan begitu nantinya lembaga karang Taruna ini bisa berbicara banyak untuk kemaslahatan bagi banyak orang.
Selain itu, selaku senior di kalangan anak-anak muda yang hadir. Pak Wahdin menitip banyak pesan kehidupan sebagai modal bagi kami kaum la muda untuk menjadikan hidup bermanfaat bagi sesama.
Gambaran tentang dinamika pemerintahan yang dirasakan, dialaminya selama ini, memberikan pencerahan kepada kami, bahwa di level pemerintahan ada banyak persoalan yang tidak sesederhana dilihat dengan kacamata awam.Â
Tapi demikian, beliau menyadari bahwa kadang terjadi polemik, baik di tingkat desa maupun di pemerintah kecamatan karena juga disebabkan kurangnya memahami aturan main dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun, hal itu bukan satu-satunya, karena persoalan cukup kompleks dan keseriusan memahaminya.
Pada kesempatan yang sama, Andra selaku pemuda yang ikut hadir, melirik pembahasan mengenai karang Taruna. Dalam ulasannya, dia melihat pentingnya lembaga formal sebagai kendaraan perjuangan dan pergerakan.