Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dompu Tanah Para Leluhur

24 April 2020   19:22 Diperbarui: 25 April 2020   21:38 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


KABUPATEN Dompu, juga di kenal dengan sebutan Bumi Nggahi Rawi Pahu, buminya para pendahulu yang patuh pada warisan leluhur.

Di tempat ini saya dilahirkan, dibesarkan, dididik dengan nuansa alam yang eksotik, budaya yang luhur, serta masyarakatnya yang bahu membahu untuk selalu sigap tolong menolong kala duka lara menimpa sesama.

Di sini semua itu di mulai, sejarah Bumi Nggahi Rawi penuh dengan darah dan air mata, meletusnya gunung Tambora 1815 sehingga banyak kampung-kampung yang terbakar dengan puluhan ribu orang yang meninggal. 

Sampai kemudian, terjadi kekosongan  kekuasaan kala Sultan Syirajuddin yang ditangkap dan diasingkan ke Kupang Nusa Tenggara Timur oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1937.

Foto: Media Online
Foto: Media Online

Di tanah ini, para penduhulu telah mewariskan semangat juang untuk tetap optimis dalam menjalani hidup walaupun diluluhlantahkan oleh abu vulkanik yang maha dahsyat.

Tapi mereka tidak menyerah, tidak mengeluh, mereka bangkit dari keterpurukan, menatap masa depan dengan yakin, membangun kembali kehidupan di atas darah dan air mata setelah ditimpa bencana.

Sejurus kemudian perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, memaksa sultan harus dibuang ke pulau terjauh, hingga terjadi kekosongan kepemimpinan di Bumi Nggahi Rawi Pahu. 

Namun rakyat Dompu ketika itu, tak patah arang, mereka tetap menjali hidup di bawah cengkraman penjajah dengan susah payah.

Tapi mereka bukan rakyat pecundang, merenge-renge memohon belas kasih dari ketiak penjajah, tidak tunduk dan patuh terhadap kezoliman.

Mereka tetap bangkit melawan, mereka menunjukan bahwa rakyat Dompu bukanlah segerombolan gembala yang mudah diatur. Mereka memiliki warisan leluhur yang menjadi penyemangat dalam setiap kesulitan yakni Maja Labo Dahu (Malu dan Takut), malu jika melakukan kesalahan, dan takut jika tidak melakukan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun