Mohon tunggu...
PMII Surabaya Selatan
PMII Surabaya Selatan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aktivis Pergerakan, Akun Resmi PC PMII Surabaya Selatan Twitter : @pmii_ss Fanspage :PMII Surabaya Selatan IG : @pmii_ss #KaderElit #maSsih_melawan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menelisik Rukun Pertama PMII-SS

13 Desember 2014   05:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menukil sebuah hadits yang artinya: segala perbuatan dilandasi dengan niatnya. Dengan keterbatasan ilmu hadits penulis. Penulis beranggapan, segala yang kita lakukan, tergantung dengan niat awal kita. Apa kita melakukan demi kepentingan pribadi, khalayak umum ataupun hanya pemuas nafsu semata, harta, tahta, dan pasangan (penulis tidak menyebut wanita, karena takut dibilang membawa-bawa masalah gender). Niat juga menjadi rukun pertama yang wajib ada didalam ibadah-ibadah umat Islam. Apabila itu tidak dilaksanakan, maka akan batal dan tidak sah apa yang dikerjakannya.

Jika mengacu dari penjelasan diatas. Apa sejatinya niat awal dibentuknya PMII-SS?. Itu yang kemudian menjadi pemikiran sahabat-sahabati, yang memasuki semester 5 keatas (wilayah rayon, komisariat, dan cabang). Atau bisa dibilang sahabat-sahabati yang sudah memasuki tahap udzhur, dimasa pengabdiannya kepada PMII-SS.

Banyak versi jawaban atas pertanyaan diatas. Ada yang berpendapat bahwa PMII-SS dibentuk, agar kader-kader yang begitu banyak di IAIN Sunan Ampel (sekarang UIN Sunan Ampel), tidak hilang dan dapat terurus semuanya. Ini mengacu kepada PMII UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. Tidak heran dahulu namanya bukan PMII Cab. Surabaya Selatan, melainkan PMII Cab. Wonocolo.

Adapula yang beranggapan bahwasanya PMII-SS dibentuk hanya untuk kepentingan politik (tool of politics). Meskipun anggapan ini sudah dibantah oleh salah satu deklarator PMII-SS, pada pelantikan pengurus baru Komisariat Tarbiyah PMII-SS berapa waktu yang lalu. Namun anggapan ini masih menjadi isu untuk menjatuhkan PMII-SS dimata orang-orang (kebanyakan maba yang baru masuk UIN Sunan Ampel), serta stigma yang melekat pada PMII-SS saat ini.

Tidak heran kalau pandangan orang-orang terhadap pmii-ss seperti itu, bahkan ada sebagian kader atau sahabat-sahabati pmii-ss sendiri membenarkannya.. Jika dilihat gejala-gejala beberapa tahun terakhir, pmii-ss memang terkesan demikian. Pmii hanya dirasa gaungnya atau keberadaannya bahkan ada sebagian kader atau sahabat-sahabati pmii-ss sendiri membenarkannya.ada waktu efen-efen tertentu, contohnya : pemilihan ketua HMJ/HMP, Gubernur Dema-F, Presiden DEMA-U, bahkan konon dalam pemilihan stakeholder-stakeholder yang ada dikampus seperti Rektor, Warek, Dekan, Kajur dll.

Ada benarnya dalam beberapa contoh diatas, namun juga perlu klarifikasi dan dangkalan mengenai contoh-contoh yang dipaparkan diatas. Untuk menyikapi hal tersebut, diperlukan gerakan (seperti kata awalan organisasi kita pergerakan) untuk menepis anggapan, stigma, maupun isu-isu tersebut. Kita tidak bisa melawan isu dengan isu. Memang benar dalam teori-teori politik harus menggunakan cara semacam itu. Namun menurut pandangan penuis, isu yang dibalas dengan isu, akan melahirkan isu lagi, yang kemudian lahir isu baru, dan seterusnya tidak ada habisnya. Menurut penulis hanya lewat tindakan, kita bisa membuktikan, bahwa cap yang mereka sematkan kepada kita, hanya alibi yang tak berdasar.

Namun perlu digaris bawahi bahwasanya, Teori tanpa Aksi = Basi, Aksi tanpa Teori = Mati. Yang dimaksud penulis dalam hal ini adalah sebelum melakukan sesuatu, kita terlebih dahulu mengkaji, menyusun dan menata bagaimana arah pergerakan kita, yang tertuang dalam sebuah landasan atau konsepsi-konsepi (atau yang dimaksud dengan niat kalau menurut penjelasan yang ada diawal tulisan ini). Jangan sampai kita bergerak tanpa adanya landasan, bisa-bisa ada yang menungganginya, atau dalam demontrasi ada penyusup yang mencoba memprovokasi. Akibatnya bogem mentah, pentungan polisi, bahkan water canon dan peluru panas aparat bersarang pada kita.

Ini yang dirasa penulis perlu dilakukan oleh PMII-SS saat ini. Sebagai organisasi, PMII-SS memang memerlukan suatu landasan atau konsepsi-konsepsi, bukan hanya untuk menepis anggapan miring kepada organisasi yang kita cintai ini. Namun konsepsi-konsepsi ini dijadikan landasan pergerakan PMII-SS kedepan, selain apa yang kita ketahui dalam MAPABA atau PKD sebagaiGeneral Ways PMII seperti Manhaj al-Fikr , AD/ART, dll. Konsepsi-konsepsi ini bukan hanya di dapat dari pemikiran dan ide seseoarangatau sebagian sahabat-sahabati saja, melainkan hasil dari pemikiran dan ide semua elemen-elemen yang ada di PMII-SS. Konsepsi-konsepsi ini juga harus sejalan dengan perkembangan yang terjadi didalam masayarakat, serta dapat menjadi penyelesaian atau semacam obat untuk masalah-masalah yang dihadapi dalam dekade ini.

Untuk mencapai itu semua. Diperlukan waktu, dimana semua kader PMII-SS bisa duduk bareng,.tanpa tendensi dan aling-aling apapun. Bisa melalui PKL atau yang dalam tradisi PMII-SS yang dikemas dengan camping, atau sesuatu yang baru seperti sarasehan ataupun simposium. Sesuai dengan hadits dan penjelasan yang disebutkan di awal tadi, PMII-SS harus mempunyai niat awal biar amalannya dapat diterima dan langkahnya memiliki acuan. Untuk itu PMII-SS harus bergerak demi kepentingan dan kebaikan semuanya, bukan sepihak. Jika tidak demikian, apa yang dikerjakan tidak berarti dan tidak ada gunanya, malah akan merugikan untuk sesama, bahkan untuk dirinya sendiri. Seperti bumi yang berputar pada porosnya, untuk menjaga kelangsungan dan stabilitas alam raya. Kalau tidak demikian, akan terjadi kekacauan atau bisa saja terjadi kiamat.

Surabaya Selatan, 11 Desember 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun