Mohon tunggu...
"ruu" heru setiawan
"ruu" heru setiawan Mohon Tunggu... -

..sebuah perbuatan untuk menyadarkan manusia akan pentingnya hidup berdampingan dengan lingkungan demi kehidupan masa depan..

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lapindo, Belajarlah Dari Teluk Meksiko

29 Juli 2010   01:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah terjadinya semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur yang tak kunjung usai hingga saat ini, beberpa bulan lalu terjadi hal serupa di teluk Meksiko.

Pada tanggal 20 april 2010, di Teluk Meksiko terjadi kebocoran minyak saat proses pengeboran minyak di laut lepas oleh perusahaan minyak British Petroleum (BP), sehingga minyak mencemari sebagian lautan Meksiko. Seperti halnya warga Porong yang khawatir akan dampak lumpur Lapindo, warga yang tinggal disekitar pantai Meksiko pun juga resah akan kebocoran minyak yang terjadi dilautan Meksiko jika tidak dapat dihentikan akan mencemari lingkungan sekitar. Namum pemerintah Amerika yang dipimpin oleh presiden Obama segera bergerak cepat untuk mengatasi hal tersebut. Dengan bekerja sama dengan British Petroleum (BP) dan pihak-pihak lainya yang berkepentingan, mereka bekerja secara bersama-sama dan pengerjaannya dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan, mulai dari memasang alat untuk membatasi luasnya pencemaran minyak dengan mengendapkan minyak dan ditampung ke kapal-kapal tangker hingga sengaja membakar sebagian minyak. Selain itu, British Petroleum (BP) melakukan cara penanggulangan yang sama dengan yang dilakukan di lumpur Lapindo yaitu dengan cara relief well.

Kurang lebih 3 bulan upaya menutup kebocoran minyak tersebut membuahkan hasil. Untuk sementara kebocoran minyak dapat ditutup untuk sementara dan selanjutnya akan dilakukan penutupan permanen.

DR.Ir. Rudi rubiandini, pakar pengeboran ITB mengatakan antara lumpur Lapindo dengan yang terjadi di Teluk Meksiko hampir sama. Bedanya lumpur Lapindo terjadi di daratan dan yang terjadi di Teluk Meksiko terjadi di lautan dan bahayanya lebih besar. Namun selama kurang lebih 3 bulan Pemerintah Amerika dan British Petroleum (BP) berhasil mengatasi kebocoran minyak tersebut dengan cara yang sama yang dilakukan di lumpur Lapindo. Seharusnya kejadian semburan Lumpur di Porong, Sidoarjo juga dapat dihentikan dalam kurun waktu yang singkat jika pada saat itu pihak Lapindo tidak menghentikan proses penutupan dengan alasan kehabisan dana. Kerjasama antara pemerintah Amerikan dan British Petroleum (BP) perlu dicontoh dalam penanggulangan semburan lumpur Lapindo. Biaya yang dikeluarkan untuk mengatasi kebocoran di Teluk Meksiko kurang lebih 1 triliun.

Sekjen Gerakan Menutup Lumpur Lapindo, Bambang Sulistomo, mengatakan butuh upaya bersama antara pemerintah, pihak Lapindo dan masyarakat Indonesia untuk segera mengatasi semburan lumpur Lapindo. Namun alangkah baiknya jika yang bertanggung jawab adalah pihal Lapindo yang sebagai pemicu semburan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun