Mohon tunggu...
supysup
supysup Mohon Tunggu... Tutor - profesi sebagai sraf pengajar

Hobi jalan-jalan dan konten pada pebuatan artikel pada bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

16 Desember 2024   15:49 Diperbarui: 16 Desember 2024   15:49 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Landasan filosofis dari kurikulum 2013 antara lain adalah bahwa pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan yang berkembang saat ini dan pembangunan guna kehidupan dimasa depan.   Selain   itu   pendidikan   juga   merupakan   sebuah   proses   pewarisan   dan pengembangan  sebuah  kebudayaan.  Pendidikan  memberikan  dasar  bagi  peserta  didik untuk berpartisipasi dalam pembangunan kehidupan masa kini. Peserta didik juga mampumengembangkan potensi dan jati diri  yang dimilikinya. Dalam kurikulum 2013 peserta didik  ditempatkan  sebagai  subjek  yang  belajar.  Dari  hal  tersebut  maka  aplikasi  filosofi dalam  kurikulum 2013  dapat  terwujud  dalam  bagaimana  sebuah  ide  dari  pembuatan kurikulum  itu  sendiri,  kemudian  penyusunan  isi  dari kurikulum,  pembelajaran  dan penilaian  hasil  belajar.   

Dapat  dipahami  bahwa  kurikulum  2013  beroientasi  pada pengembangan  pendidikan  karakter  peserta  didik.  Hal  ini  ditunjukkan dengan  adanya integrasi  antara  mata  pelajaran  dengan  jenjang  pendidikan.  begitu  pula  dengan  aspek afektif, kognitif serta psikomotorik. Nilai-nilai     karakter     yang     diimplementasikan dalam kurikulum     2013 dikembangkan pada peserta didik melalui dua sikap  yaitu spiritual dan sosial. Spiritual yang dimaksud yakni menjalankan ajaran agama yang dianutnya sedangkan aspek sosial meliputi perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli lingkungan dan percaya diri  dalam  berinteraksi  dengan lingkungan. Seperti  disebutkan  dalam  UU  Nomor  20 Tahun  2003  tantang  Sistem  Pendidikan  Nasional  pada  BAB  X  Pasal  36  (3)  bahwa kurikulum disususn sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan republik  Indonesia  dengan mempertimbangkan  aspek  peningkatan  iman  dan  taqwa, peningkatan  akhlak  mulia,  peningkatan  potensi,  kecerdasan  dan minat peserta  didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan  dunia  kerja, perkembangan  ilmu  pengetahuan,  teknologi,  seni  dan  agama, dinamika perkembangan global serta  persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pendidikan  karakter   yang  diimplementasikan   dalam  kurikulum  2013  dapat dikembangkan melalui beberapa hal. Dalam segi capaian pembelajaran maka jelas bahwa pada  kurikulum  2013  menekankan  pada  ranah  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik. Selanjutnya kementrian pendidikan nasional telah merumuskan nilai -nilai karakter yang berjumlah  delapan  belas.  Nilai  tersebut bersumber  pada  empat  hal  dasar  yang  melekat pada  bangsa  Indonesia  yakni  keagamaan,  pancasila,  budaya  dan  tujuan pendidikan nasional. 

Sedangkan  delapan  belas  nilai-nilai  karakter  yang  dimunculkan  yaitu  religius, jujur,  toleransi,  disiplin,  kerja  keras,  kreatif, mandiri,  dempkratis,  rasa  ingin  tahu, semangat  berkebangsaan,  cinta  tanah air,  menghargai,  bersahabat/komunikatif,  cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Pendidikan  karakter  di   Indonesia  dilakukan  secara menyeluruh  dari  mulai  pemerintah dengan melakukan berbagai kegiatan berbasis karakter misalnya memberikan predikat  dan penghargaan  bagi  sekolah  berkarakter  misalnya  sekolah  dengan  sebutan sekolah adiwiyata yang merupakan sekolah dengan peduli lingkungan yang tinggi selain itu  ada  sekolah  yang  berbasis  keagamaan  dalam  rangka  menciptakan  karakter  religius pada peserta didik.

Menurut Sultoni  penerapan pendidikan karakter di sekolah dilakukan  dengan  mengintegrasi  nilai  karakter  kedalam  sejumlah aspek  mata  pelajaran (termasuk   muatan   lokal),   kegiatan   pembelajaran,   budaya   sekolah   serta   kegiatan ekstrakurikuler. Setiap mata  pelajaran  dibuat  dengan  mengandung  nilai-nilai  karakter yang diperlukan untuk dikembangkan serta di kaitkan dengan konteks kehidupan sehari -hari  peserta  didik.  Pembelajaran    nilai -nilai  karakter  tidak  hanya  pada  tahapan  kognitif saja tetapi sampai pada internalisasi dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik di masyarakat.

Penulis : Mahsup (Mahasiswa Pascasarjana Undiksha)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun