Seorang bapak sedang menyimpan kegalauan karena ketidakmampuannya memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya yang sekarang karena mendapatkan tawaran pekerjaan di tempat lain. Selain itu ia mendapatkan kekerasan di tempat kerja. Bos di pekerjaannya sekarang adalah seorang perfeksionis + narsis yang semua keinginannya harus dipenuhi, seolah ia mengatakan," Aku ingin seluruh waktu kalian untuk diri saya."
Untuk seumuran bapak di atas (usianya telah melebihi usia pensiun) ketidakmampuannya mengambil keputusan membangkitkan keingintahuan saya untuk mengungkap apa masalah di balik ketakutannya.
Saya tanyakan pada bapak itu apa yang menahan dirinya belum keluar dari pekerjaan sekarang padahal di tempat baru sudah diminta bekerja. Ia memberikan alasan "masih punya tanggung jawab" proyek yang sedang dikerjakannya sekarang. Lalu saya tanyakan kenapa si Anto bisa keluar dan tidak berpikir masih punya tanggung jawab?. Temannya belum lama ini keluar dari pekerjaan karena alasan perlakuan bos yang narsis itu.
Mungkin Anda melihat alasan si bapak di atas sederhana dan umum terjadi pada banyak orang. Atau Anda menganggap wajar dengan alasan di atas. Namun, jika Anda cukup jeli membaca kelemahan bapak di atas, Anda akan tahu akar masalah yang sebenarnya dari ketidakmampuannya mengambil keputusan yang akan merubah hidupnya.
Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H