Mohon tunggu...
Supri Yatno
Supri Yatno Mohon Tunggu... profesional -

Supriyatno adalah seorang Counselor, Trauma Therapist, Freelace Writer, dan Founder Peduli Trauma. Aktif memberikan konseling baik secara online maupun dalam bentuk pertemuan langsung support group mengenai permasalahan trauma masa kecil, trauma perceraian, trauma KDRT, kesehatan mental, trauma kehilangan, dan mind-body connection. Link:http://www.wix.com/supriyatno/personalsite, http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Naskah Kehidupan - Bagian Satu

1 November 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NASKAH KEHIDUPAN - BAGIAN SATU

Eric Berne, pendiri dan pencipta awal Analisis Transaksional (AT), mengembangkan gagasan tentang naskah kehidupan. Dia mengamati kenyataan bahwa kebanyakan orang hidupnya sangat tragis. Hidup mereka tragis karena mereka tampaknya tidak punya pilihan. Mereka seperti aktor/aktris yang memainkan peran mereka sesuai dengan apa yang ditulis di dalam naskah. Berne merasa bahwa kebanyakan orang menjalani kehidupan yang dangkal atau melodramatis. Naskah melodramatis digambarkan oleh Thoreau ketika ia mengatakan bahwa kebanyakan manusia hidup dalam keputusasaan. Berne berpendapat bahwa sangat sedikit orang yang benar-benar hidup secara otentik.

Naskah adalah layaknya naskah dalam sebuah film. Naskah film menggambarkan tipe karakter tertentu atau peran tertentu yang harus dimainkan. Naskah melarang orang untuk merasakan apa yang mereka rasakan dan bagaimana ia seharusnya menjalani perannya sesuai naskah. Dan akhir dari pada cerita telah ditentukan oleh naskah. Ada yang tampil sebagai pemenang dan ada yang tampil sebagai pecundang. Naskah yang tragis biasanya diakhiri dengan membunuh seseorang atau diri sendiri, atau dalam kondisi yang dianggap sakit jiwa.

Tapi, naskah kehidupan manusia berbeda dengan naskah sebuah film. Naskah sebuah film telah ditentukan oleh pembuat naskah. Aktor/aktris tidak dapat merubahnya. Mereka hanya memainkan apa yang telah ditentukan sesuai naskah. Bayangkan jika naskah kehidupan Anda seperti sebuah naskah film. Anda harus berperan sesuai apa kata orang lain atau jalannya kehidupan Anda dikendalikan oleh emosi-emosi Anda. Anda tidak berdaya untuk melakukan apa yang paling ingin Anda lakukan di dalam hidup Anda karena rasa takut terhadap orang lain atau ditakut-takuti oleh diri sendiri. Anda sepenuhnya dikendalikan karena bukan Anda yang menjadi pembuat naskah kehidupan Anda sendiri.

Untungnya, Tuhan memberi manusia kewenangan untuk membuat, merubah, memperbaiki, naskah kehidupan seperti apa yang diinginkannya. Jika naskah kehidupan Anda saat ini isinya ketidak-bahagia-an, Anda bisa memperbaiki isi naskah kehidupan Anda menjadi kebahagiaan. Jika naskah kehidupan Anda saat ini isinya kesedihan dan kesepian, Anda bisa memperbaiki isi naskah Anda menjadi penuh cinta. Jika naskah kehidupan Anda saat ini isinya ketidak-berdayaan, Anda bisa memperbaiki isi naskah Anda menjadi "hidup sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya." Anda adalah pembuat naskah sekaligus aktor/aktris di dalam kehidupan Anda sendiri.

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun