Mohon tunggu...
Supri Yatno
Supri Yatno Mohon Tunggu... profesional -

Supriyatno adalah seorang Counselor, Trauma Therapist, Freelace Writer, dan Founder Peduli Trauma. Aktif memberikan konseling baik secara online maupun dalam bentuk pertemuan langsung support group mengenai permasalahan trauma masa kecil, trauma perceraian, trauma KDRT, kesehatan mental, trauma kehilangan, dan mind-body connection. Link:http://www.wix.com/supriyatno/personalsite, http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Kehidupan Kita

31 Desember 2011   09:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:32 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUKU KEHIDUPAN KITA

Tinggal beberapa jam lagi kita akan meninggalkan tahun 2011 dan memasuki tahun 2012. Setiap orang yang masih hidup sebenarnya membuat buku sejarah kehidupan yang berjudul "1940", "1965", "1998" atau yang sebentar lagi akan kita tuntaskan "2011." Isi dari buku kehidupan yang menggambarkan siapa diri kita pada masing-masing orang berbeda. Mungkin salah satu isi dari buku kehidupan kita adalah mendapat pekerjaan baru atau jabatan yang lebih tinggi; memulai bisnis baru; mengembangkan kemampuan baru; menemukan passion hidup; membuat rencana pensiun semuda mungkin; menulis buku pertama yang direncanakan menjadi best seller; membuat layanan publik; ikut aktifitas sosial; keluar dari pekerjaan dan berdikari. Atau mungkin isi dari buku kehidupan kita adalah menjadi pribadi yang lebih sabar; mengembangkan kemampuan berempati; mencapai tingkat kesembuhan penyakit mental 50%; menjadi pribadi yang lebih pemaaf kepada diri sendiri dan orang lain; menjadi orang tua yang bersahabat bagi anak-anak; menjadi suami yang penyayang kepada istri atau menjadi istri yang penyayang bagi suami; menjadi atasan yang berwibawa dan mengasihi; atau menjadi pejabat publik yang melindungi orang banyak.

Di sisi lain, isi buku kehidupan kita bisa seperti semakin terpuruk dalam depresi; kehilangan orang yang kita sayangi; mengalami kesedihan yang berkepanjangan; terikat pada perilaku yang abusive; tidak mampu keluar dari ketidakberdayaan; putus asa dengan kehidupan yang dijalani; tidak tahu apa yang akan dijalani dalam kehidupannya; kebosanan yang menahun; pencapaian materi yang tidak mampu mengisi kekosongan jiwa; kemarahan pada diri sendiri, orang lain, atau kepada Tuhan; ketidakharmonisan hubungan dengan pasangan hidup atau dengan orang lain; terikat pada pola mental yang mengganggu jalannya kehidupan; tidak mampu mengenal dirinya sendiri; sulit menolak perilaku kasar dari orang lain; menjalani hidup yang datar dan tidak memberi semangat; menjadikan pekerjaan sebagai cara untuk menutupi kepedihan hidup; mengedepankan kebutuhan orang lain sementara mengorbankan kebutuhan diri sendiri; dan sebagainya.

Ada orang yang sadar dengan isi dari buku kehidupannya dan sengaja mengisinya dengan sesuatu yang ia rencanakan. Namun banyak pula yang tidak sadar dengan apa yang ia lakukan untuk mengisi buku kehidupannya. Ada yang isi buku kehidupannya sama dengan isi dari buku kehidupan tahun yang lalu. Untuk mereka yang telah mencapai kesadaran - bukan pengetahuan - yang lebih tinggi, mereka mencapai kemajuan dari tahun yang lalu.

Yang menjadi pertanyaan apakah kita sadar dengan isi dari buku kehidupan yang sebentar lagi akan kita publish dan menjadi dokumen pribadi yang akan kita pertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan? Dan apakah dengan sadar yang akan kita selesaikan dengan buku yang akan kita terbitkan di tahun depan? Area manakah yang akan kita capai dalam buku kehidupan tahun depan; apakah pencapaian baik kita rencanakan akan terjadi di kehidupan keluarga kita, di kehidupan karir kita, di kehidupan pernikahan kita, di kehidupan spiritual kita, di kehidupan percintaan kita; di kehidupan finansial kita; atau di kehidupan kesehatan fisik dan mental kita?

Buku kehidupan 2011 akan segera kita tutup dan menjadi sejarah. Apa pun yang telah tertulis - baik disengaja atau tidak sadar dengan apa yang telah kita tulis - di dalam buku kehidupan kita masing-masing dapat kita jadikan acuan untuk bagaimana kita mengisi buku 2012 yang masing kosong dan bersih. Kita bisa memilih untuk menulis dengan cerita yang sama, melanjutkan cerita yang telah kita tulis sebelumnya, atau membuat cerita baru, dan keputusan sepenuhnya ada di tangan kita.

Bagaimana pun buruknya isi buku kehidupan yang telah kita buat sebelumnya, kita patut bersyukur kepada Tuhan yang membuatkan buku kehidupan yang baru dan memberikan kewenangan kepada kita untuk mengisi buku kehidupan baru yang isinya kedamaian dan kebahagiaan bagi diri sendiri, keluarga, dan bagi sesama.

Selamat menyambut tahun baru 2012. Tidak peduli apa pun kondisi dunia, yang penting bagi kita adalah tetap berusaha menjadi pribadi yang baik dan bekerja dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat-tingkat yang lebih tinggi di kehidupan.

Supriyatno
Trauma Therapist,  Inner Child Healing Counselor, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun