Mohon tunggu...
Supri Yatno
Supri Yatno Mohon Tunggu... profesional -

Supriyatno adalah seorang Counselor, Trauma Therapist, Freelace Writer, dan Founder Peduli Trauma. Aktif memberikan konseling baik secara online maupun dalam bentuk pertemuan langsung support group mengenai permasalahan trauma masa kecil, trauma perceraian, trauma KDRT, kesehatan mental, trauma kehilangan, dan mind-body connection. Link:http://www.wix.com/supriyatno/personalsite, http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

DARI MANA ASAL "GEN BUNUH DIRI"?

23 Oktober 2011   10:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:36 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DARI MANA ASAL "GEN BUNUH DIRI"?

Misalkan, seseorang ayah menderita depresi berat sampai melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri. Di masa-masa depresi tersebut, terjadi kepincangan fungsi sebuah keluarga. Dalam hal ini kepada keluarga tidak dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga karena depresinya. Mungkin anak tertua atau istrinya yang menggantikan perasan kepala keluarga. Bisa pula seluruh anggota keluarga mendapatkan dampak buruk/trauma akibat depresi berat yang dialami ayah mereka. Di dalam diri kepala keluarga ini, sudah tertanam "gen bunuh diri" karena usaha-usaha bunuh diri yang gagal dilakukannya.

Hurt people hurt others

Lalu, keadaan depresi si kepala keluarga "mentransfer" masalahnya kepada seluruh anggota keluarganya. Seluruh anggota keluarga menjadi depresi karena menghadapi keadaan depresi kepala keluarga mereka. Si Kepala keluarga dalam hal ini telah "menanamkan gen bunuh diri kepada seluruh anggota keluarganya."
"Gen bunuh diri" yang telah tertanam di dalam salah satu anggota keluarga akan terpicu kembali ketika mereka berhadapan dengan sebuah permasalahan hidup. Jika anggota keluarga ini cukup mendapatkan support dari orang lain, ia dapat melewati masalahnya dengan baik. Jika ia tidak ada dukungan, ia mungkin saja melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri sama seperti yang dilakukan ayahnya dulu. Orang yang derepsi ini juga "menanamkan gen bunuh diri" kepada anggota keluarganya. Ia telah memperlihatkan bagaimana cara "menghadapi masalah." Demikian seterusnya...."gen bunuh diri" diturunkan dari generasi ke geneasi, sampai ada seseorang yang mendapatkan kesadaran tinggi dan memutus mata rantai gen bunuh diri tersebut.

Love Yourself!

Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail : pedulitrauma@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun