Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sawaddee Krab ( Bagian 4 )

19 Januari 2025   08:34 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:16 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Ha...   ha ... ha .. " Si Bangladesh yang di duduk di depan langsung nimbrung. " Ini sih nggak ada hubunganya dengan dosa, nasib kita saja yang sial" ucap si Bangladesh seenaknya. Maka jadilah mereka kawan senasib. Bams juga menemukan banyak teman baru di dalam kereta karena mengalami nasib yang sama.

Pada pagi hari pemandangan di luar mulai terlihat jelas, cuaca berkabut dan terus hujan sepanjang perjalanan.  Di tempat-tempat tertentu kereta berjalan melambat, karena rel tergenang air cukup tinggi. Kalau cuaca cerah mestinya laut bisa terlihat indah, karena di dalam map route perjalanan kereta memang melewati teluk Thailand yang membujur ke selatan.

Tiba-tiba Bams dan penumpang lain dikagetkan oleh teriakan seorang penumpang yang menawarkan ajakan untuk bergabung dalam perjalanan selanjutnya ke perbatasan Malaysia. Dia seorang perempuan Thai yang sangat lancar berbahasa Inggris. Dan mereka semua menjadi sadar bahwa setelah kereta berakhir di Hat Yai nanti, mereka masih perlu kendaraan darat lain untuk membawa mereka ke perbatasan. Waktunya, kira-kira masih butuh 4 jam lagi ditempuh dengan mobil.

Maka beruntunglah mereka mempunyai teman baru yang paham akan kota Hat Yai  dan bisa berkomunikasi dengan lancar. Menurut info teman-teman si perempuan Thai tersebut semua kendaraan via travel agent sudah full booked. Begitu juga bandara kecil sudah tidak mampu memuat penumpang lagi.

foto: dok Ucik
foto: dok Ucik

Akhirnya si perempuan ini bisa melakukan banyak kontak melalui HP untuk mencari kendaraan carteran yang bisa membawa mereka ke perbatasan. Tetapi hanya  ada 2 kendaraan yang tersedia, padahal jumlah penumpang yang akan ikut hampir 80 orang. Akhirnya keluar sebuah inisiatif diantara para penumpang untuk mengundi 20 orang yang bisa ikut dalam rombongan 2 kendaraaan carter itu. Dan Bams sangat bersyukur sebab dia termasuk yang bisa ikut kendaraan carter.

  

 Jum'at, 28 Nopember 2008 sekitar pukul satu siang kereta tiba di kota Hat Yai setelah menempuh perjalanan yang penuh kenangan selama 14 jam lebih. Dan benar saja, ternyata di dalam stasiun dan di luar stasiun terlihat ribuan orang yang sudah menunggu angkutan ke perbatasan. Rombongan Bams yang dipimpin oleh perempuan Thai  berjalan bergandengan tangan supaya tidak terpisah, menerobos kerumunan banyak orang dari berbagai bangsa yang tidak saling kenal .

Setelah berjalan keluar stasiun selama 20 menit dengan terus dipandu telpon Bams dan rombongannya akhirnya bertemu kendaraan penjemput yang sudah dijanjikan.  Sopir yang hanya bisa berbahasa Thai meminta mereka membayar ongkosnya terlebih dahulu sebelum naik kendaraan. Maka disitulah pertemanan sejati antar bangsa terjadi. Yang mempunyai kelebihan uang Bath memberikan pinjaman secara spontan kepada anggota rombongan yang tidak siap. Harga yang yang disepakati setiap penumpang harus  membayar Bath 2500 per orang ( sekitar Rp500,000,-), untuk transportasi sampai di Menara Kembar Kuala Lumpur .

Dan lagi-lagi si Profesor berinisiatif untuk menjadi pemimpim diantara mereka. Tekadnya hanya satu, apapun kesulitan harus saling membantu sampai tujuan akhir perbatasan dan terus ke Kuala Lumpur. Maka jadilah Bams dan rombongannya kawan senasib yang solid. Rombongan Bams ini seperti miniatur PBB ( Perserikatan Bangsa Bangsa ). Ada orang dari Amerika, Hongkong, Bangladesh, Germany, Rusia , Sweda, Thailand, dan Bams dari Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun