masjid Ismail Bedali setiap bakda sholat maghrib atau subuh. Kami adalah sesama jamaah masjid yang menjadi jamaah pengajian rutin di masjid ini.
Perjumpaanku dengan mereka adalah di kegiatan pengajian yang rutin dilaksanakan diDari perjumpaan awal tersebut akhirnya berlanjut menjadi teman mengaji di masjid sekaligus teman di luar masjid. Itu awal mula saya mengenal orang-orang hebat ini.
Dari pertemanan tersebut akhirnya kami sepakat untuk bersama-sama turut merawat sumber air masjid. Sebuah pekerjaan sosial yang kami lakukan atas dasar sukarela untuk membantu merawat sumber air yang menjadi pemasok utama kebutuhan air di masjid jamik Ismail Bedali ini.
Saya menyebut mereka ini orang-orang hebat sebab merekalah yang bersedia untuk menyedekahkan tenaga, waktu, pikiran, dan hartanya untuk merawat lahan sumber air. Mereka melakukan pekerjaan yang tak banyak orang lain mau meliriknya. Sebuah pekerjaan kasar yang menguras tenaga dan bercucur keringat. Tapi mereka dengan senang hati mau melakukannya.
Berawal dari kegiatan tanam pohon yang dilakukan sebelumnya di lahan sumber air masjid. Akhirnya kami memutuskan untuk merawat pohon yang sudah ditanam agar bisa tumbuh baik. Sebelumnya tugas untuk merawat sumber air dilakukan oleh seorang marbot masjid yang dibantu oleh anaknya. Namun setelah sang marbot meninggal, akhirnya tak ada yang menggantikan perannya untuk merawat lahan sumber air tersebut.
Bergabungnya para jamaah ini tentu saja menambah semangat kami untuk lebih serius lagi merawat lahan sumber air ini. Sebab tambahan tenaga ini tentunya akan membuat pekerjaan menjadi lebih ringan karena banyak yang membantu.
Kegiatan kami yang awalnya hanya melakukan perawatan dan sulaman pada pohon penghijauan seperti jabon, trembesi, kemiri, mangga, matoa, apukat, dan jeruk yang lebih dulu ditanam. Akhirnya berkembang dengan menggarap lahan yang masih kosong untuk menanam palawija dan sayuran seperti singkong, ketela, kacang, lombok, terong dan sebagainya.
" Pak Kin, tolong ditanamkan lombok terong untuk ibu-ibu masak di dapur" begitu pinta bu Hj Sunarmi dari seksi kewanitaan masjid yang bertanggung jawab untuk menyediakan konsumsi di masjid.
Mendapati permintaan demikian, Cak Kin  bersama kawan-kawannya langsung gerak cepat menyiapkan segala kebutuhan untuk menanam sayur palawija yang diperlukan oleh bagian dapur masjid. Cak Kin dengan dibantu teman-temannya mengolah lahan kosong untuk menanam sayur palawija dengan swadaya.
Mereka mengolah lahan dengan membawa perlengkapan menanam sendiri. Bibit palawija pun mereka cari dan siapkan sendiri. Termasuk juga konsumsi selama beraktifitas juga mereka bawa sendiri. Semua itu dijalankan oleh Cak Kin bersama teman-temannya dengan tanpa mengeluh. Mereka menjalani kegiatan perawatan lahan sumber air masjid ini dengan ikhlas dan senang hati.
Apa yang dilakukan oleh Cak Kin dan kawan-kawan ini adalah suatu bentuk amalan baik yang patut diteladani. Mereka mungkin tidak paham betul ayat dan dalil tentang pentingnya menanam pohon. Tapi tindakan nyata yang sudah mereka lakukan ini sudah menunjukkan kepedulian tinggi mereka terhadap alam lingkungan. Itu sudah lebih tingkatannya dari sekedar memahami makna sebuah dalil menanam.