Pada kisaran tahun 2015 di Indonesia mulai banyak bermunculan komunitas hidroponik di berbagai kota. Hal ini seiring dengan mulai berkembangnya pertanian hidroponik di masyarakat. Banyak pelaku hidroponik di berbagai kota mulai membentuk komunitas hidroponik sebagai wadah berkumpul sesama penggemar pertanian hidroponik. Komunitas hidroponik ini banyak bermunculan di media sosial FB dan umumnya berdasarkan kota atau wilayah.
Salah satu komunitas hidroponik yang lahir dan tumbuh di kota Malang bernama Hidroponik Malang (HIMA). Walaupun komunitas ini dibentuk di kota Malang, namun anggotanya juga banyak berasal dari Malang kabupaten, Batu, dan kota-kota lain di Jawa Timur. Hal ini sangat dimungkinkan karena komunitas hidroponik ini basisnya ada di media social FB.
Sebagai komunitas yang mewadahi para petani dan penggiat hidroponik di Malang Raya, komunitas HIMA tergolong eksis dan paling solid Pengurusnya. Komunitas yang diketuai oleh Aking Wijang ini sudah banyak melakukan kegiatan kopdar bersama anggota HIMA di berbagai tempat. Termasuk juga kegiatan pelatihan hidroponik juga sering diadakan untuk mengedukasi masyarakat.
Salah satu kegiatan pelatihan hidroponik yang dijalankan HIMA hingga saat ini adalah pelatihan untuk masyarakat Lawang.Kegiatan pelatihan di Lawang ini merupakan bagian dari program CSR Lingkungan PT Otsuka Indonesia ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 silam. Jadi, HIMA bekerja sama dengan PT Otsuka Indonesia untuk memberikan pelatihan hidroponik kepada masyarakat Lawang yang ada di kelurahan Kalirejo.
PT Otsuka Indonesia (PTOI) adalah sebuah perusahaan farmasi penghasil infus terbesar di Indonesia. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1974 dan sudah berkontribusi besar untuk membantu kesehatan masyarakat dunia melalui produk infus yang dihasilkannya. Dan sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat Lawang khususnya warga kelurahan Kalirejo, PTOI memberikan pelatihan bertani hidroponik dengan menggandeng HIMA Malang sebagai mentor tenaga ahli.
Pelatihan hidroponik oleh PTOI yang menjadi bagian dari program CSR lingkungan ini diberikan secara gratis kepada masyarakat. Setiap peserta pelatihan mendapatkan staterkit untuk bahan praktek menanam di rumah. Sedangkan untuk setiap kelompok peserta mendapat bantuan satu buah instalasi hidroponik untuk kegiatan menanam bersama kelompok warga di lingkungannya masing-masing.
Berbeda dengan banyak pelatihan hidroponik yang dilakukan di tempat lain. Umumnya kegiatan pelatihan hidroponik hanya selesai di kelas saja. Dan biasanya tidak diikuti dengan tindak lanjut untuk mendampingi peserta praktek menanam di rumahnya. Sehingga ketika peserta pelatihan  menemukan kendala pada saat menjalankan kegiatan hidroponik, mereka akan kesulitan untuk mengatasi masalahnya karena tidak ada pendamping sebagai tempat bertanya.