Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Trip

Perjalanan Menuju Pulau Lombok

27 September 2024   14:25 Diperbarui: 27 September 2024   14:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu pesawat delay (foto:dokpri)

XPDC Gunung Rinjani  ( Bagian 1 )

Kamis, 12 September 2024 sekitar pukul 15.00 kami mulai berangkat dari Lawang menuju bandara Juanda Surabaya dengan menggunakan mobil Hiace. Nama driver yang menjemput kami adalah mas Putra. Dia yang akan mengantarkan kami ke bandara Juanda Surabaya. Sesuai yang tertera di tiket pesawat jadwal flight kami adalah pukul 18.15. Jadi, masih cukup waktu untuk melakukan perjalanan ke Surabaya lewat tol panjang dengan durasi waktu sekitar 1.5 jam.

Kami tiba di bandara Juanda menjelang pukul lima sore. Segera kami menurunkan 8 buah carrier dari mobil dan melakukan boarding di maskapai Super Air Jet yang akan mengangkut kami ke Lombok. Karena membawa barang lumayan banyak, sehingga waktu boarding menjadi agak lama. Setiap tas carrier di timbang satu per satu agak tidak melebihi ketentuan berat barang bawaan penumpang 20kg per orang. Rombongan XPDC Rinjani kali ini berjumlah 7 orang. 6 Orang berangkat dari Lawang yaitu Joni, Silo, Rosi, Hery, Supri, dan Fano. Dan tambahan satu personil lagi di Mataram yaitu Hengki.

Selesai boarding kami menuju ke ruang tunggu. Sambil menunggu pesawat kami manfaatkan waktu yang ada untuk ibadah sholat maghrib di mushola bandara karena sudah masuk waktunya. Selesai sholat segera kami kembali ke ruang tunggu sedikit tergesa karena rupanya penumpang tujuan Lombok sudah dipanggil untuk masuk pesawat. Kami segera berjalan mengikuti petunjuk arah ke pesawat bersama penumpang lain.

Tiba di dalam pesawat, saya langsung mengambil tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket. Segera saya pasang sabuk pengaman, dan merapal do'a-do'a sebelum pesawat mengudara. Sesuai SOP Penerbangan, sebelum pesawat berangkat disampaikan safety briefing dan petunjuk penggunaan alat bantu keselamatan dalam kondisi darurat. Tak lupa seorang pramugari cantik turut memperagakan cara penggunaan safety aid.

Tak lama kemudian lampu pesawat mulai dipadamkan, dan pesawat bergerak menuju landasan pacu. Deru mesin pesawat terdengar keras dari dalam ruang kabin yang sunyi. Setiap jiwa berdo'a dengan keyakinan masing-masing untuk keselamatan selama penerbangan. Kami menunggu 5 menit, 10 menit, 15 menit... pesawat juga belum tinggal landas. Malah terasa hanya berputar-putar di landasan saja. Dan akhirnya berhenti, seiring dengan menyalanya kembali lampu kabin.

Menunggu pesawat delay (foto:dokpri)
Menunggu pesawat delay (foto:dokpri)

 " Mohon maaf, karena ada kendala tekhnis, pesawat tidak jadi mengudara. Saat ini tekhnisi kami sedang menuju kesini untuk mengecek kondisi pesawat. Harap penumpang tetap tinggal di pesawat" begitu suara pilot menyampaikan informasi tentang kondisi pesawat yang tidak jadi terbang. Sontak kondisi di dalam pesawat menjadi riuh. Beberapa penumpang mulai menelpon keluarganya mengabarkan tentang kondisi mereka yang masih dalam pesawat yang delay.

Lebih dari satu jam kami para penumpang berada dalam situasi yang tidak pasti menunggu pesawat berangkat. Dan sebagai bentuk kompensasi atas kelambatan tersebut, kru pesawat memberikan snack dan minuman air mineral kepada seluruh penumpang.

" Kendala tekhnis sudah berhasil diatasi, silahkan penumpang kembali ke tempat duduk masing-masing dan segera kencangkan sabuk pengaman. Pesawat akan segera take off." Begitu bunyi pengumuman dari kru pesawat. Tak lama kemudian,mesin pesawat mulai menderu lagi dan perlahan pesawat bergerak menuju landasan pacu. Beberapa menit kemudian pesawat sudah berhasil mengudara meninggalkan bumi pulau Jawa menuju pulau Lombok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun