Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Secangkir Kopi, Senja, dan Pensiunan

11 Juli 2024   17:08 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyetrika dengan santai (dokpri)

Secangkir Kopi, Senja, dan Pensiunan

Mendung menggelayut pada sore menjelang senja. Secangkir kopi hangat sudah siap di meja makan. Ada tiga jenis camilan siap menemani kopi yang masih mengeluarkan asap kehangatan.

Tiga jenis camilan terdiri atas kue bolu pisang, kue kacang, dan kue lapis basah. Kue bolu pisang berada pada sebuah wadah bulat. Kue kacang berada pada stoples putih, tinggal beberapa potong. Kue lapis berada dalam bungkus mika. Saya baru tahu kalau ada kue lapis yang dibeli istri tercinta dari pasar induk Penajam pagi hari itu (Kamis, 11/7/2024).

Saya duduk sambil mengobrol dengan istri yang sedang asyik mengupas buah jeruk yang saya beli pagi hari di pasar tumpah belakang SD 003 Penajam di Gunung Seteleng. Buah jeruk itu kurang manis. Biasanya ada jeruk madu dijual di tempat penjual buah di sana. 

Pada saat saya tanyakan kepada sang penjual, ia bercerita bahwa harga jeruk madu bisa tiga puluh ribu rupiah satu kilogram. Untuk buah jeruk yang dijual saat itu hanya tiga belas ribu satu kilogramnya.

Setelah satu cangkir kopi hangat saya habiskan dan beberapa kue saya makan, saya segera melanjutkan aktivitas rutin berikutnya. Kebetulan pakaian yang saya cuci pada pagi hari Kamis itu sudah cukup kering. Dengan demikian, saya dapat segera menyetrikanya.

Aktivitas menyetrika biasa saya lakukan setiap hari jika pakaian yang dijemur sudah cukup kering. Apabila masih agak basah, kegiatan menyetrika ditunda satu atau dua hari berikutnya.

Saya tidak suka menunda-nunda rutinitas. Dalam satu hari ada beberapa potong pakaian yang saya cuci. Jika dua atau tiga hari tidak menyetrika, secara otomatis cukup banyak pakaian yang harus disetrika pada hari berikutnya. Hal itu tentu akan membuat repot.

Setelah pensiun, jumlah pakaian yang dicuci dan setrika berkurang karena tidak ada pakaian kerja yang dipakai. Saya merasa senang dan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang positif.

Menyetrika sambil Merancang Agenda

Setiap kali saya menyetrika selalu ada pemikiran berupa agenda untuk dilaksanakan dalam waktu dekat. Rencana yang saya susun biasanya ganda. Artinya, jika rencana A tidak terlaksana, ada rencana B yang siap dieksekusi. Dengan demikian, tidak ada waktu yang sia-sia atau terbuang percuma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun