Sudah Pensiun Pegawai Tetap Asyik Beraktivitas Tanpa Beban
Sejak pensiun dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1 Februari 2024, saya menikmati kehidupan dengan bahagia. Aktivitas pagi dapat saya lakukan tanpa diburu waktu. Setelah melaksanakan ibadah pagi pada hari Kamis (11/7/2024) aktivitas rutin saya tuliskan di sini.Â
Duduk-duduk di teras rumah pada pagi hari cukup menyenangkan sejak pukul 06.00 hingga pukul 07.05 Wita. Angin bertiup lembut menerpa tubuh. Sementaraitu, Â jari-jemari tangan asyik mengetik di laptop. Setelah satu judul diary selesai saya tulis, segera saya kirimkan ke blog kesayangan ini, Kompasiana.
Teras rumah segera saya tinggalkan. Aktivitas fisik yang berfungsi melancarkan peredaran aliran darah segera saya lakukan. Satu buah bak hitam ukuran besar, saya gunakan untuk merendam pakaian kotor. Kemudian, tiga buah bak air ukuran sedang saya gunakan untuk membilas. Tentu saja perlu diisi air bersih dari kran.
Mencuci pakain pribadi secara manual sangat mengasyikkan. Dua tangan dapat bergerak dengan nyaman. Jari-jemari tangan mengucek pakaian yang sudah beberapa saat direndam dengan air sabun.
Perlahan-lahan saya mengucek satu pakaian kemudian segera membilas menggunakan air bersih pada bak pertama, dibilas lagi pada bak kedua, hingga terakhir dibilas pada bak ketiga. Demikian berulang hingga semua pakaian yang direndam sudah dikucek dan dibilas semua.
Tali jemuran sudah menanti pada teras sebelah kiri rumah. Teras rumah kami beratap sehingga tidak ada sinar matahari dari atas, bisa langsung mengenai pakaian yang sudah dijemur.
Selesai menjemur semua pakaian, saya duduk-duduk sebentar mengeringkan keringat yang keluar sedikit. Suhu udara masih agak sejuk pagi hari  itu sehingga keringat tidak banyak keluar pada saat mencuci pakaian.
Setelah beberapa saat duduk, saya segera membersihkan badan. Mandi pagi sangat bagus dilakukan sebelum waktu subuh tetapi hari itu saya melakukan hampir pukul delapan pagi.
Keluar dari kamar mandi, istri tercinta menginformasikan bahwa ada kue bolu pisang sudah siap dinikmati. Tentu saja saya hanya mengiyakan. Belum ada tiga jam sarapan dan minum kopi ginseng, kok ditawari kue bolu pisang. Ya, ditunda dulu. Perut masih cukup kenyang.
Mengantarkan Istri ke Pasar Induk Penajam