Dua anak Pak Sukemat tersebut duduk-duduk di teras rumah. Ada juga anak-anak mereka (cucu-cucu Pak Sukemat) yang saya belum begitu mengenalnya. Â
Dua Cucu  Kami sangat Gembira
Saya merasakan bahwa dua cucu kami (Zaki dan Saskia) begitu gembira diajak bersilaturahim ke rumah-rumah tetangga dan mantan teman kerja saya.
Saat mau pulang dan diberi angpao oleh pemilik rumah, rasa gembiranya begitu meluap-luap. Kami ikut tertawa dengan polah tingkah dua bocah yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, kelas nol besar dan nol kecil tersebut.
Setelah keluar dari rumah Pak Sukemat, kami merencanakan kunjungan ke rumah berikutnya, yaitu ke rumah adik ipar saya di belakang pasar induk Penajam.
Berhubung tidak konfirmasi lebih dahulu, kami tidak dapat bertemu. Adik ipar yang masih muda tentu sedang berkeliling  ke rumah kerabat di sekitar tempat tinggalnya.
Selanjutnya kami berpindah ke rumah teman istri di kampung. Rumah yang kami kunjungi itu berada tidak jauh dari Gedung SMP 10 PPU, di daerah kelurahan Nenang.
Alhamdulillah, kami dapat berjumpa dengan tuan dan nyonya rumah, Pak Wardi dan Bulik Wardi, demikian kami mneyebut begitu. Bulik Wardi merupakan teman istri tercinta sewaktu di kampung (Kota Magelang, Jawa Tengah). Kami mengobrol cukup lama.
Dua cucu kami cukup asyik menkmati hidangan lebaran di atas meja. Ada camilan berbentuk stik yang disukainya. Orang menyebutnya "cimik-cimik" tetapi bumbu yang dipakai adalah bumbu untuk membuat kerupuk khas Kaltim.
Saya sempat berswafoto di ruang tamu Pak Wardi. Saat itu saya sudah mengganti baju. Berhubung cuaca cukup panas, saya mengenakan kaos lengan panjang tanpa kerah.
Kaos itu cukup nyaman dipakai pada suhu udara yang panas. Saya tidak merasakan "sumuk" atau berkeringat. Sinar matahari yang memancar begitu kuat memang membuat banyak orang mengeluh kepanasan.