Ice Breaking di Sela-Sela Pelatihan Guru, Kepsek, dan Pengawas Sekolah
Pelatihan bagi guru, kepsek, dan pengawas sekolah yang bertugas (berdinas/bekerja) di sekitar IKN (Ibu Kota Nusantara) pada PTM 1 (Pelatihan Tatap Muka Satu) dibagi dalam sepuluh kelas (kelas 1 sampai dengan kelas sepuluh). Kebetulan saya berada di kelas 3 bersama sekitar 29 peserta lain.
Pada hari Rabu (29/11/23) yang merupakan hari ketiga berada di tempat pelatihan, saya menyambut dengan penuh semangat. Â Pada hari itu, teman sekamar izin untuk pulang ke Sepaku. Dengan demikian, saya sarapan seorang diri ke tempat makan di hotel Grand Tiga Mustika.
Pada saat akan makan pagi hingga usai makan saya ceritakan seperti ini.Â
Selesai sarapan saya pun segera bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan di hari ketiga yang bertempat di hotel Gran Senyiur yang posisi atau letaknya di seberang hotel tempat kami menginap. Ada jalan raya untuk umum yang memisahkan antara dua hotel itu. Setiap hari kami harus menyeberang jalan yang dilewati banyak kendaraan umum roda empat (angkot), kendaraan pribadi, kendaraan dinas, dan angkutan pribadi lain.
Pada saat turun ke lantai satu dan berjalan menuju hotel Gran Senyiur, saya melihat Pak Toni berjalan seorang diri. Saya pun menepuk pundaknya. Saat menoleh, saya segera menjepret. Peserta pelatihan lain yang berjalan lebih dahulu ikut terjepret sebagai latar belakang Pak Toni berdiri.
Tiba di ruang kelas tiga, saya segera melakukan aksi jeprat-jepret. Teman satu kelompok saya mayoritas dari jenjang SMK, yaitu SMK 1 dan SMK 5 PPU. Ada dua guru SMK 1 PPU dan ada dua guru SMK 5 PPU. Kepala sekolah yang ikut hadir hanya kepala SMK 5 PPU. Kepala SMK 1 PPU tidak saya lihat sejak hari pertama pelatihan. Ada guru lain yang menggantikan sehingga ada tiga guru yang mewakili SMK 1 PPU.
Dalam kelompok tiga ada empat pengawas sekolah dari PPU, yaitu Pak Mukafik, Pak Hari, Pak Sutopo, dan saya, Suprihadi. Pada kelompok lain, ada satu pengawas yang sudah sering berbicara atau berkomentar, yaitu Pak Ardiansyah. Saya belum mengecek asal muasal pengawas tersebut.Â
Saat menunggu acara dimulai memang lebih leluasa dalam melakukan jeprat-jepret. Demikian pula saat jeda kegiatan dari satu sesi ke sesi berikutnya, saya juga aktif melakukan jeprat-jepret.
Pada sisi kanan meja kami ada kelompok empat yang terdiri peserta yang mayoritas wanita. Hanya ada satu laki-laki dalam kelompot itu, yaitu Pak Ardiansyah, pengawas sekolah jenjang SMK.