Saat camilan basah seperti singkong goreng dihidangkan, para pengawas dan penilik segera "menyerbu". Apalagi, ada sambal yang siap menemani untuk menikmati singkong goreng tersebut.
Untuk sementara, laptop saya tutup. Khawatir terkena cipratan sambal! Dengan wajah ceria kami menikmati singkong goreng yang terasa cukup empuk tersebut.
Saya berusaha menjepret atau memotret teman-teman pada saat mereka "tidak siap". Dengan demikian aktivitas yang dilakukan tidak dibuat-buat atau dalam keadaan "action" yang wajar alias natural.
Berkunjung ke SMP 9 PPU
Agenda kami pada hari Selasa itu adalah berkunjung ke SMP 9 PPU. Sebelum berangkat, kami sudah berkomunikasi dengan Bu Kusmiati, kepsek SMP 9 PPU. Hal itu kami lakukan agar pihak sekolah dapat melakukan "persiapan" untuk menyambut kedatangan kami. Maksudnya, ada orang yang dapat dijumpai seandainya kepsek sedang ada kesibukan.Â
Kami tidak ingin kedatangan kami dianggap mendadak dan mengada-ada. Kunjungan pengawas sekolah ke suatu sekolah saat ini bukan dalam rangka melakukan supervisi atau monitoring yang "kaku". Kami datang ke sekolah untuk memastikan program kerja yang disusun sekolah berjalan lancar.
Istilah "pendampingan" lebih cocok untuk aktivitas para pengawas sekolah yang berkunjung ke suatu sekolah. Dengan melakukan pendampingan, pengawas dapat mengetahui kendala yang dihadapi pihak sekolah.
Pak Mokhamad Syafii menyediakan diri sebagai driver untuk mobil pribadinya. Saya, Suprihadi bersama Bu Fitrawati dan Bu Bahriah ikut dalam mobil Escudo yang agak kurang sehat itu. Mobil dikatakan kurang sehat karena ada bagian mobil yang kurang maksimal fungsinya. Pintu depan tidak dapat dibuka dari luar, misalnya. Tiba-tiba mesin mobil mati saat dalam perjalanan.
Saat tiba di SMP 9 PPU, ternyata Pak  Sugeng Mardisantoso sudah berada di sana. Pada awalnya kami duduk-duduk di kursi tamu yang disediakan di ruang  antara ruang guru dan ruang tata usaha.
Ada satu guru bagian kurikulum, Pak Suharjano ikut menemani kami dalam perbincangan di ruang yang cukup "panjang" itu. Ruang dikatakan cukup panjang karena mampu menampung banyak orang. Ruang itu langsung terhubung ke pintu keluar. Ada empat pintu di sisi kiri dan kanan yang menuju ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang kepala sekolah.
Saya mengabadikan atau memotret suasana di ruang panjang itu dari dua sisi. Dengan demikian, dapat terlihat posisi mana yang lebih terang dan posisi mana yang tampak agak gelap. Di atas meja tamu terhidang es krim dalam sebuah piring . Kemasan atau bungkus es krim itu cukup menarik. Saya pun ditawari untuk menikmati es krim tersebut.