Berkunjung ke Dua Sekolah dalam Satu Hari
Hari Selasa (5/9/23) saya berkunjung ke SMP 1 PPU. Ada dua tujuan pokok. Pertama, bersilaturahim karena sudah beberapa pekan saya tidak berkunjung ke sekolah yang dipimpin oleh Pak Budi Lestarianto tersebut. Kedua, saya ingin berjumpa dengan tiga guru bahasa Indonesia sekolah itu.
Beberapa hari sebelumnya, saya ditelepon Pak Budi Lestarianto yang mengabarkan bahwa ada kegiatan pemanggilan orang tua/wali siswa kelas tujuh secara bergantian. Dalam satu pertemuan, orang tua/wali duduk di samping anaknya yang kelas tujuh untuk diberi pengarahan terkait program sekolah penggerak. Dalam satu hari hanya ada satu atau dua kelas yang dipanggil. Hal itu dilakukan agar dalam sosialisasi ada komunikasi aktif antara kedua belah pihak.
Wali kelas dituntut untuk mendatangkan para orang tua/wali siswa. Pada saat pertemuan, orang tua/wali dan siswa diberi pengarahan langsung oleh kepala sekolah. Tentu saja, wali kelas ikut hadir dalam acara sosialisasi tersebut.
Program Sekolah Penggerak yang menggunakan Kurikulum Merdeka perlu disosialisasikan agar para orang tua/wali siswa tidak salah paham. Demikian pula sang anak harus mengetahui benar model pembelajaran berdiferensiasi.Â
Menemui Tiga Guru Bahasa Indonesia
Selain bersilaturahim dengan kepala sekolah, kedatangan saya  ke SMP 1 PPU adalah menemui tiga guru bahasa Indonesia: Pak Samuel, Bu Putri, dan Bu Titik Sulastri. Saya perlu bersabar sebentar untuk mengumpulkan tiga guru tersebut dalam satu ruang. Mereka sudah masuk kelas. Tentu perlu ada negosiasi dengan siswa sebelum meninggalkan mereka beberapa menit.
Saya memang tidak berlama-lama dalam berkomunikasi dengan tiga guru tersebut. Intinya, ada sesuatu yang saya sampaikan. Ketiganya pun bersedia untuk melancarkan program yang sudah saya rencanakan.
Pada hari Senin (4/9/23) saya juga menemui tiga guru bahasa Indonesia SMP 21 PPU. Waktu itu, saya berkunjung ke SMP 21 PPU didampingi oleh dua pengawas baru, Bu Bahriah dan Bu Fitrawati.
Dialog yang berlangsung kurang lebih sama. Maksudnya, hal yang menjadi topik pembicaraan di SMP 21 PPU dan di SMP 1 PPU itu sama. Tidak berbeda.
Berhubung Pak Budi Lestarianto akan melanjutkan program sosialisasi Sekolah Penggerak, saya pun undur diri setelah menghabiskan satu cangkir kopi hangat. Bu Putri yang membuatkan kopi hangat tersebut.