Kangen Makan Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Plus Kacang Merah
Hari Ahad waktunya rehat. Lupakan kesibukan pekerjaan kantor atau perusahaan bagi yang libur kerja. Cuaca cerah menambah gairah untuk mencari berkah. Rezeki sehat perlu disyukuri. Tanggal muda perlu atur strategi mengelola keuangan agar pada akhir bulan dapur tetap berasap!
Pada hari Ahad (3/9/23) istri tercinta minta diantarkan ke pasar induk Penajam. Dengan sigap saya siapkan kendaraan butut yang sehari sebelumnya baru dibawa ke tempat servis resmi.
Baca juga: hsambil-menunggu-kendaraan-diservis-laptop-dimanfaatkan
Jalanan tidak begitu ramai. Kendaraan yang lalu lalang di jalan raya masih normal. Saya dapat melajukan sepeda motor tanpa gangguan berarti. Tiba di pasar, istri mengingatkan.
"Mas lama nggak beli burjo!"
Saya pun mengiyakan. Cukup lama saya memang tidak sempat membeli bubur kacang hijau yang penjualnya mangkal di pinggir jalan keluar dari pasar induk Penajam. Penjual burjo menggunakan sepeda motor sebagai "meja" untuk berjualan. Ada rombong yang diltekkan pada bagian boncengan.
Pada saat saya tiba di dekat sepeda motor penjual burjo, terlihat beberapa polisi sedang menikmati burjo di tempat. Ada sekitar sepuluh orang polisi yang masih cukup muda. Saya tidak sempat memotret mereka. Waktu yang terbatas dan lokasi yang kurang strategis membuat saya enggan untuk melakukan aksi potret-memotret.
Dua bungkus burjo saya pesan. Sang penjual cukup cekatan melayani. Satu lembar uang kertas berwarna biru saya sodorkan. Uang kembalian saya hitung tiga puluh empat ribu rupiah. Itu berarti harga jual burjo satu porsi belum ada kenaikan harga, masih Rp8.000, 00 per porsi.
Saya langsung pulang ke rumah. Tidak singgah ke swalayan Finamart meskipun toko itu sudah buka. Saya juga tidak membeli air minum isi ulang dalam galon. Sepeda motor langsung saya parkir di teras rumah.
Dua bungkus burjo segera saya letakkan di atas meja makan. Saya perlu cuci tangan dan menyiapkan sebuah mangkok serta sendok untuk menikmati burjo tersebut.