Di samping mangkok ada ketupat yang cukup menggoda. Saya tertarik untuk mencomot tetapi makanan di dalam mangkok masih cukup banyak. Khawatir tidak sanggup menghabiskan, keinginan untuk menikmati ketupat saya urungkan. Kawan tempat duduk kami ada yang mencomot atu bungkus ketupat. Saya hanya dapat melihat, tidak berani ikut mencoba.
Pada saat kami asyik menyantap hidangan, dari kejauhan saya lihat ada pak mokhamad Arsyad. Dengan bahasa isyarat, ia saya pangil untuk mendekat.
"Ayo berfoto dulu!" ucap saya saat menantu Pak Ahmad Muzni itu sudah dekat. Istri Pak Arsyad adalah PNS yang bekerja di rumah sakit umum bagian IGD. Setiap ada teman Pak Arsyad masuk IGD, sering istrinya memberi kabar.
Dalam menghadiri acara respsi di siang hari, kami tidak dapat berlama-lama. Biasanya tamu undangan akan datang saat jam istirahat kerja pada tengah hari. Apalagi cuaca cukup panas. Setelah menikmati camilan berupa kue-kue mini dan es krim, kami segera beranjak menuju tempat pelaminan di panggung depan.
Â
 Kami memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Di bagian kiri dan kanan tenpat duduk pengantin tidak terlihat orang tua pengantin. Kami pun dapat segera turun dari panggung pelaminan untuk keluar dari arena atau tenda tempat resepsi. Langkah kaki kami pun lewat jalan terobosan di samping kanan panggung pelaminan.
Ada tambahan penumpang dalam mobil Pak Hasan. Pak Sugeng Mardisantoso ikut menggenapi jumlah penumpang. Kini, kami berdelapan orang. Bangku tengah dan belakang masing-masing diisi tiga orang.
Kami bersenda gurau lagi sepanjang perjalanan pulang. Sebenarnya saya sempat membuat rekaman video dalam perjalanan kembali ke kantor tersebut. Berhubung ada percakapan atau pembicaraan yang khusus dan saya belum bisa cara mengedit video, dengan berat hati video tidak dapat disertakan dalam artikel ini.