Perjalanan Menyeberangi Teluk Balikpapan yang Bergelombang Tinggi
Kalau tidak terpaksa atau keperluan sangat penting, "Jangan menyeberang!" Demikian sering terlontar pesan dari orang-orang yang pernah mengalami "ketakutan" saat menyeberangi Teluk Balikpapan.Â
Perairan Teluk Balikpapan menghubungkan wilayah Kampung Baru di Kota Balikpapan dengan wilayah Penajam di PPU Kalimantan Timur. Pada bulan-bulan biasa, perairan itu sangat aman untuk transportasi. Namun, pada bulan tertentu, seperti bulan Agustus saat ini, ombak cukup tinggi.
Kecelakaan pada perairan Teluk Balikpapan sudah sering terjadi. Ada kapal speedboat yang bertabrakan atau menabrak kapal lain. Ada kapal kayu (kapal klotok) yang tenggelam dihantam gelombang, dan sebagainya.Â
Memilih Naik Kapal Klotok daripada Speedboat
Saya pribadi lebih suka memilih kapal klotok daripada speedboat. Pertimbangannya sederhana. Jika naik speedboat, badan akan terhempas-hempas oleh gelombang laut. Berbeda dengan naik kapal klotok. Badan kita akan mengikuti alunan gelombang tanpa terhempas! Namun ada lagi orang yang lebih memilih naik kapal feri karena lebih aman. Goyangan gelombang tidak begitu terasa. Itu alasan mereka memilih moda kapal feri.
Calon penyeberang Teluk Balikpapan memang memiliki tiga pilihan armada jika mau menyeberang atau melewati Teluk Balikpapan. Para pengunjung IKN (Ibukota Negara Nusantara) di Kecamatan Sepaku, PPU, Kaltim jika ingin melewati jalur laut dapat memilih tiga sarana transportasi tersebut: kapal feri, speedboat, atau kapal klotok.
Ada sebagian besar pengunjung IKN dari Jawa atau Sulawesi lebih memilih jalur darat melewati Km 38 Balikpapan. Demikian pula, warga Penajam yang ingin  ke Kota Balikpapan, Samarinda, atau Bontang (yang takut gelombang laut) akan memilih jalur darat lewat Silkar (Petung), melewati IKN Nusantara, dan melewati Km 38 Balikpapan (jalan darat mulus).
Perjalanan Naik Kapal Klotok dari Kampung Baru Tengah ke Penajam
Pada hari Jumat (25/8/23) kami berempat naik kapal klotok setelah mengikuti Raker di Hotel Zurich, Balikpapan. Sejak turun ke kapal, kami sudah merasakan gelombang laut (Teluk Balikpapan).Â