Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku sebagai Suvenir Tamu, Sudahkah Menjadi Budaya?

22 Agustus 2023   20:24 Diperbarui: 22 Agustus 2023   20:30 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku sebagai Suvenir Tamu, Sudahkah Menjadi Budaya?

Pada saat pejabat suatu lembaga atau instansi berkunjung ke lembaga atau instansi lain di luar daerah, adakalanya diagendakan acara pertukaran suvenir. Pihak tamu memberikan suvenir dan pihak tuan rumah juga memberikan suvenir. Umumya suvenir berupa plakat yang ditempatkan pada semacam kotak (peti) berukuran sedang, sesuai besar kecilnya plakat.

Selain plakat, suvenir berupa barang kerajinan sudah tidak asing lagi. Daerah yang memiliki kerajinan khas, akan dengan bangga memberikan suvenir berupa kerajinan yang menjadi ciri khas itu. Ada kain batik, kerajinan rumah tangga, dan tidak jarang berupa makanan/camilan kering yang ringan dengan merek lokal.

Suvenir berupa Buku

Pada saat pengawas sekolah dari Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar) berkunjung ke Kabupaten Penajam Paser Utara, khususnya ke Dinas Pendidikan (Disdikpora), ada pertukaran suvenir berupa plakat. Selain itu, ada seorang pengawas sekolah dari  Kukar yang memberikan suvenir berupa buku karyanya.

Alhamdulillah, pada kesempatan itu (Ahad, 20/8/23) saya diberi waktu untuk memberikan kenang-kenangan berupa buku. Ada buku solo dan ada pula buku antologi. 

Pak Jumio membacakan nama-nama pengawas yang akan menerima buku kenang-kenangan tersebut. Daftar nama diperoleh dari ketua APSI (Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia) Kukar, Pak Akhyar. Nama yang dipanggil untuk naik ke atas podium sesuai nomor urut dalam daftar tersebut. Pak Akhyar dipanggil urutan pertama.

Pak Akhyar (dokpri)
Pak Akhyar (dokpri)

Kemudian urutan kedua, sekretaris APSI Kukar, Pak Mardi Santoso. Namanya mirip dengan nama pemgawas PPU, Pak Sugeng Mardisantoso.

Pak Mardi Santoso (dokpri)
Pak Mardi Santoso (dokpri)

Kemudian Pak Jumio memanggil Pak Rubiyanto. Kawan pengawas ini pernah (sering) jumpa pada saat pelatihan atau bimtek di Kota Samarinda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun