Upacara 17-an di Kelurahan Gunung Seteleng Sangat Mengesankan (1)
upacara di lapangan Gunung Seteleng, Penajam, Kaltim (17/8/23) tidak jauh berbeda dengan upacara pada tingkat kabupaten atau provinsi. Pasukan pengibar bendera berjumlah banyak. Pakaian juga putih-putih. Gerak langkah pasukan pengibar bendera tidak jauh berbeda dengan pasukan pada level kabupaten atau provinsi.
Tata urutanKebetulan saya dapat menghadiri upacara itu dan mendapat tempat duduk pada kursi deret paling depan. Dengan begitu, saya dapat memotret atau mengambil gambar aktivitas di lapangan lebih dekat.
Pada kursi di sebelah kiri saya diduduki oleh kepala SMP 22 PPU, Bu Dwi Astutik. Di sebelahnya, Pak Rahman Ali, kepala SD 016 Penajam. Pada kursi di belakang kami ada tamu undangan lain.Â
Rangkaian atau tata urutan upacara tidak jauh berbeda dengan upacara bendera hari besar nasional. Perbedaan terletak pada pembacaan Teks Proklamasi.Â
Umumnya para tamu undangan dan peserta upacara sangat menantikan acara sakral yang sangat menegangkan, yaitu prosesi pengibaran bendera merah putih.
Pasukan pengibar bendera dengan seragam putih-putih berjalan dengan hentakan kaki yang berirama. Semua yang melihat akan terkesima. Rasa kagum akan timbul.Â
Sebelum pengibaran bendera, komandan upacara menyampaikan laporan bahwa upacara siap dimulai. Dengan langkah tegap, komandan upacara berjalan penuh percaya diri.
Peserta upacara dengan tertib mengikuti rangkaian acara di bawah sinar surya yang semakin terik. Pandangan mata tertuju pada satu arah ketika pembawa acara menyampaikan bahwa pasukan pengibar bendera akan memasuki lapangan upacara.
Para orang tua yang anaknya menjadi anggota pasukan pengibar bendera pasti berdebar-debar. Doa akan kelancaran tugas yang diemban anaknya pasti akan terucap. Hal itu pernah saya rasakan ketika anak pertama dan anak kedua kami menjadi pasukan pengibar bendera.