Untuk acara resepsi pernikahan, umumnya anggaran sudah disiapkan jauh hari. Dengan demikian, keluarga yang akan melaksanakan tradisi resepsi tinggal merancang jumlah tamu yang akan diundang. Semakin besar anggaran yang disiapkan, semakin banyak tamu yang dapat diundang.
Tradisi uang jujuran, uang panai, atau mahar akan cukup meringankan pihak keluarga wanita. Seberapa pun uang mahar diterima harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Keluarga yang melaksanakan tradisi resepsi harus berhitung matang agar tidak "nombok" atau berhutang.
Tradisi Jawa Umumnya Tiga Hari
Pada masyarakat Jawa, baik yang tinggal di Pulau Jawa atau para perantau, umumnya menerapkan tradisi tiga hari. Acara ramai-ramai atau mengundang orang banyak, umumnya dilakukan tiga hari. Bisa secara berturut-turut, bisa pula ada jeda. Namun, pada umunya acara dilakukan berturut-turut selama tiga hari.
Hari pertama adalah hari "menonjok", yaitu mengantarkan makanan berat kepada sanak saudara, tetangga, atau teman sejawat. Biasanya, pengantar makanan itu sudah "berkeliling" mulai siang hingga senja hari. Kemudian pada malam harinya diadakan doa bersama di rumah mempelai wanita.
Hari kedua adalah akad nikah. Umumnya hanya keluarga dekat, kerabat, dan tetangga yang diundang untuk menyaksikan acara akad nikah tersebut. Acara sakral tersebut harus dilakukan dengan khusyuk. Untuk itu, tamu yang diundang dibatasi.
Hari ketiga adalah acara resepsi. Berbeda daerah berbeda prosesi pelaksanaan acara resepsi. Upacara tradisi umumnya dilakukan sejak pagi hari. Pada tengah hari, tamu undangan biasanya baru datang. istilah umum, pas jam makan siang. Â Kegiatan di kantor (jika acara tradisi dilaksanakan pada hari kerja) umumnya sedang rehat. Dengan demikian banyak tamu yang memanfaatkan waktu rehat kerja untuk menghadiri undangan acara resepsi tersebut.
Tidak salah jika pihak keluarga mengadakan resepsi pada hari kerja. Hal itu dapat meringankan para pegawai yang biasanya harus makan di luar.Â
Acara Ramai-Ramai Dipersingkat
Pada keluaga tertentu, acara akad nikah dilaksanakan bersamaan harinya dengan acara resepsi. Dengan demikian, dapat menghemat waktu satu hari. Hal itu dilakukan dengan banyak pertimbangan. Mungkin, pihak mempelai hanya memiliki izin kerja terbatas sehingga tidak memiliki waktu berlama-lama untuk melaksanakan acara tradisi.
Ada pula keluarga yang hanya satu hari mengundang orang banyak, yaitu pada saat acara akad nikah, dilanjutkan resepsi. Tidak ada acara "menonjok" sehari sebelumnya. Tidak ada acara doa bersama pada malam hari. Acara doa bersama dilaksanakan bersamaan dengan acara akad nikah dan resepsi.