Malam Terakhir di Kota Samarinda
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Pengawas dan Penilik Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ditutup pada malam hari tanggal tiga puluh Mei 2023. Kegiatan yang diikuti pengawas dan penilik dari sepuluh kabupaten/kota di Kaltim tersebut berjalan lancar.
Dalam buku panduan bimtek tertera bahwa jumlah peserta 72 (tujuh puluh dua). Peserta terbanyak dari Kota Samarinda (25), disusul peserta dari Penajam Paser Utara (15), Bontang (7), Berau (7), Kutai Timur (4). Kemudian Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Mahakam Hulu (Mahulu) masing-masing tiga peserta. Terakhir, peserta paling sedikit berasal dari Kota Balikpapan (2).
Usai acara penutupan, saya segera kembali ke kamar untuk beristirahat. Saat itu, teman-teman ada yang sibuk membelikan oleh-oleh pesanan untuk anggota keluarganya. Teman sekamar saya, Pak Imam Mudin pergi ke BigMall untuk membeli jaket pesanan anak laki-laki satu-satunya (anak terakhir).Â
Lokasi BigMall Samarinda tidak terlalu jauh dari Hotel Harris tempat kami diinapkan. Ongkos naik taksi online hanya sekitar lima belas ribu rupiah. Pulang dari membelikan jaket untuk anak lanang, Pak Imam Mudin dimintai tolong untuk mengambilkan kunci mobil Pak Tri Wahjoedi di kamar 711. Dengan gesit, Pak Imam Mudin yang baru saja masuk kamar segera meluncur ke kamar yang dimaksud. Pak Sugeng Mardisantoso berada di kamar tersebut.Â
Saat itu Pak Tri Wahjoedi dan rombongan berjalan kaki dari hotel menuju BigMall. Sekitar tiga ratusan meter berjalan, rupanya merasa kurang nyaman berjalan kaki. Apalagi ada kawan wanita dalam rombongan itu.
Setelah kunci mobil didapatkan, Pak Imam Mudin tidak menemukan mobil Pak Tri Wahjoedi  di tempat parkir. Rupanya posisi mobil sudah dipindahkan. Pak Imam Mudin sudah berkeliling ke area parkir yang begitu luas dan tidak menemukannya. Akhirnya, disarankan agar Pak Tri dan rombongan naik mobil online saja. Pak Imam Mudin kembali ke kamar dengan membawa kunci mobil Pak Tri Wahjoedi. Batal mengantarkan mobil ke rombongan yang berjalan kaki menuju BigMall.
Saat kembali ke kamar 611, Pak Imam Mudin bercerita bahwa "habis sudah nasi satu piring!" Itu pertanda rasa lapar datang. Saya pun setuju untuk keluar hotel mencari makan. Â
Kami keluar hotel melewati lobi yang masih terlihat agak ramai. Kaki-kaki kami melangkah menuju pinggir jalan raya. Pak Imam Mudin berjalan lebih dahulu.
Setelah menyeberang jalan, mata kami mengamati deretan bangunan di pinggir jalan. Sebagian besar rumah makan sudah tutup. Kemudian mata kami tertuju pada sebuah warung yang masih buka. Posisi warung sangat mencolok. Ada tempat untuk membakar sate.