Tidak Ada Sajian Kue Favorit saat Lebaran
Lebaran tiba. Kue-kue khas tersaji di atas meja. Hati senang menyambut hari bahagia. Dalam keluarga kecil kami setiap tahun selalu ada kue yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal itu tergantung dengan mood istri tercinta, sang penggagas ide.
Saat sedang mood buat kue kering, dibuatlah kue kering yang dimaui. Dengan tekun, sang istri akan membuat sendiri kue-kue tersebut dengan sepenuh tenaga. Ketika kue mawar sedang disukai, dibuatlah aneka kue mini kering dengan cetakan sederhana. Berpuluh-puluh kali ia cetak dengan tekun dan di-oven dengan cermat. Api untuk memanaskan oven diatur agar kue tidak gosong.
Pada tahun lain, istri ingin membuat "kacang sembunyi". Dibuatlah dengan tekun satu demi satu adonan untuk "menyembunyikan" satu biji kacang tanah. Aktivitas itu sangat mengasyikkan. Berjam-jam duduk di dapur tidak merasa lelah.
Pada hari Selasa, 18 April 2023, istri tercinta membuat roti Maryam. Saya tidak mengetahui kalau istri membuat roti itu untuk dibawa ke Jawa. Mengingat keterbatasan waktu, hanya tigapuluhan lempeng roti Maryam yang siap dibawa ke Jawa.
Berhubung keberangkatan kami hari Kamis, 20 April 2023, roti yang sudah digoreng itu disimpan lebih dahulu di dalam kulkas. Ada dua bungkus plastik putih transparan.
Minat atau mood terkadang muncul tiba-tiba. Begitulah fenomena yang saya perhatikan dari kebiasaan istri tercinta dalam memasak atau menyiapkan menu untuk acara tertentu, termasuk lebaran.
Tidak Ada Kue Favorit
Setiap lebaran, tidak ada kue atau makanan tertentu yang disiapkan. Semua bergantung pada "siapa" yang akan menikmati makanan itu. Jika anak-anak kumpul semua, tentu banyak makanan yang disiapkan. Kemudian, jika hanya sebagian anak-anak kami yang berkumpul, makanan, termasuk kue disiapkan sesuai selera anak-anak. Kalau toh, istri ingin menikmati jenis kue yang berbeda, pasti akan dibuat dalam jumlah yang terbatas.
Sebagai seorang suami dan kepala keluarga, saya mengikut saja. Apa pun yang diolah atau disajikan istri tercinta dapat saya nikmati dengan senang hati. Hanya saja banyak sedikitnya kue atau makanan yang saya santap sesuai selera juga. Jika ada selera, pasti banyak yang saya santap. Jika sedang kurang selera, hanya sedikit yang saya ambil.
Terkadang istri ingin membuat kue bolu maka dibuatlah kue bolu sesuai keinginan. Saya pun hanya mendengar dan melihat kesibukannya. Bahan-bahan yang diperlukan pasti sudah disiapkan dengan baik. Dengan begitu, waktu mengolah kue yang diinginkan dapat diselesaikan dengan "sempurna".