Perjalanan Menjemput Berkah
Tiket pesawat sudah ada di tangan. Perjalanan pun dimulai. Pukul tujuh pagi hari Kamis tanggal 20 April 2023 kami berdua meninggalkan rumah. Anak kedua kami, Arifin, mengantarkan ke pelabuhan klotok, Penajam. Cuaca cukup cerah. Saya diantarkan lebih dahulu menggunakan sepeda motor kesayangan, Honda Karisma. Setelah saya turun, Arifin segera kembali ke rumah untuk menjemput istri tercinta.
Sambil menunggu istri tercinta dijemput, saya mengamati para calon penumpang kapal klotok. Rata-rata para penumpang berombongan. Mereka ada kemungkinan akan mudik karena membawa koper dan barang yang cukup banyak.
https://youtube.com/shorts/aUFjqalc4iE?feature=share
Setelah istri datang, segera saya berjalan menuju loket klotok. Harga tiket tidak mengalami kenaikan. Untuk dua tike,t saya membayar dua puluh ribu rupiah. Nomor kapal yang ditunjukkan petugas adalah dua puluh sembilan. Kami berdua segera menuju kapal yang sudah dipadati penumpang.

Penumpang semakin banyak. Sebagian memilih tempat duduk pada bagian belakang kapal. Petugas mengatakan bahwa akan dimuat tiga sepeda motor ke atas kapal klotok tersebut. Dengan terpaksa, saya dan istri tercinta berpindah tempat duduk.

Turun dari kapal klotok, kami berjalan kaki menuju pinggir jalan raya dekat Kantor Pegadaian. Di sanalah kami memesan kendaraan secara daring. Proses untuk memesan mobil angkutan ke bandara agak lama karena perpindahan lokasi. Sebelumnya, aplikasi untuk memesan mobil angkutan itu saya gunakan di Jakarta. Saat berpindah kota, harus dilakukan perubahan yang cukup memakan waktu beberapa menit.

Waktu masih pagi. Kami tidak terburu-buru. Jadwal terbang pesawat pukul 12.10 wita. Suasana di bandara agak ramai. Saya segera mencari mesin pencetak boarding pass. Proses untuk mencetak saya lakukan dua kali. Saya dan istri tercinta berbeda nomor booking-nya.


Untuk masuk ke ruang tunggu perlu menunjukkan tiket boarding pass disertai KTP. Sebelum kami ke sana, dua benda berharga itu sudah siap di tangan.
Proses pemeriksaan dengan X-Ray berjalan lancar. Tidak ada barang kami yang dicurigai atau mencurigakan. Kami pun berjalan menuju Gate 4 yang tidak jauh dari ruang pemeriksaan.

Di dalam pesawat, kami tidak duduk sejajar atau satu deret. Istri saya memperoleh nomor kursi 30 E. Kemudian, saya memperoleh nomor kursi tepat di belakangnya, 31 E. Posisi kami di samping jendela.



Sebelum menemui anak lanang pertama, menantu, dan kedua cucu kami, saya sungkem lebih dahulu dengan Ibu Suparti yang sedang beristirahat siang. Kami tidak sempat memotret momen sungkem itu. Rasa senang telah membuat kami lupa untuk memotret.
Keberkahan dari orang tua yang kami harapkan dari acara mudik kali ini. Dengan mengunjungi orang tua, kami berharap rasa senang dan bahagia Ibu Suparti akan tercipta.
Pada malam hari, usai salat Isya, ada takbir keliling. Muda-mudi dan warga Dukuh Ketinggen, berkeliling kampung. Ada obor, drumband, dan pawai yang cukup semarak.
Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Klaten, Jawa Tengah, 20 April 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI