Buka Bersama di Masjid Al Muhajirin
Selera setiap orang berbeda-beda. Untuk melaksanakan acara berbuka puasa, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan di rumah bersama keluarga tercinta. Para pejabat yang memiliki kedudukan penting sering mengajak para kolega dan rekanan untuk berbuka puasa di restoran atau rumah makan ternama.
Kelompok organisasi tertentu sering pula mengadakan acara bukber sekalian mengadakan pertemuan khusus. Mungkin ada rapat membahas suatu agenda sekalian bukber. Ada sekelompok anak muda yang memiliki hobi yang sama ikut pula mengadakan acara bukber di kafe atau tempat yang mereka sukai.
Bukber di Masjid
Hingga hari ke-28 puasa Ramadan 2023, saya lebih memilih berbuka bersama di masjid. Jika tidak ada undangan bukber di tempat lain, saya lebih suka ikut bukber di masjid perumahan tempat tinggal kami. Masjid Al Muhajirin berada di antara rumah-rumah warga sekitar 200-an.
Sejak masjid itu berdiri, acara buka bersama (bukber) diadakan setiap Ramadan. Partisipasi warga sangat menggembirakan. Panitia masjid membuat jadwal untuk warga. Pada tanggal satu Ramadan, rumah nomor berapa saja yang diimbau untuk menyumbangkan takjil (kue-kue) dan minuman. Biasanya diawali dari Blok A. Kemudian Blok B, C, D, hingga Blok E.
Satu hari bisa 4 -6 rumah yang mendapatkan giliran untuk menyumbangkan makanan ringan untuk berbuka puasa. Tidak ada ketentuan jenis makanan apa yang harus disumbangkan. Hal itu tergantung kebiasaan. Waktu berbuka, biasa makan apa, itulah yang disumbangkan untuk bukber di masjid.
Tidak ada tagihan atau teguran bagi warga yang lupa atau sengaja tidak memberikan sumbangan. Semua serba suka rela. Jadwal atau giliran menyumbangkan takjil dibuat agar setiap hari ada yang memberikan sumbangan. Jika tidak dibuat jadwal, dikhawatirkan, sumbangan akan menumpuk pada hari tertentu dan pada hari lain kosong, tidak ada yang menyumbang. Giliran memang dibuat agar semua warga dapat ikut berpartisipasi. Warga yang sudah menyumbang pun masih bisa menyumbang pada hari lain.
Peserta Bukber
Sejak tanggal satu Ramadan hingga tanggal dua puluh delapan Ramadan, jumlah jamaah atau peserta bukber tidak selalu sama. Namun, ada peserta yang selalu hadir. Jamaah yang selalu hadir sekitar sepuluhan orang. Peserta lain kadang hadir kadang tidak. Hal itu mungkin disebabkan ada acara bukber di tempat lain. Bisa pula sedang ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam satu kali bukber ada sekitar lima puluhan orang yang hadir. Ada anak-anak, remaja, dan orang tua. Peserta paling banyak adalah orang tua.
Tidak ada presensi atau daftar hadir. Peserta yang kemarin datang kemudian hari ini tidak hadir juga tidak pernah ditanyakan. Semua serba suka rela. Untuk petugas yang menyiapkan piring, cangkir, dan menata takjil diserahkan kepada para remaja masjid. Para laki-laki yang berumur belasan tahun itu beratur untuk bertugas.